Ntvnews.id, Moskow - Rusia menanggapi perselisihan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang terjadi dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih. Menunjukkan kepuasannya terhadap insiden tersebut, Moskow menyatakan bahwa Zelensky telah "menggigit tangan yang memberinya makan."
Dalam pertikaian yang terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, waktu setempat, Zelensky terlibat adu mulut dengan Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance. Trump menuduh Zelensky "mempertaruhkan nyawa jutaan orang" serta "bermain-main dengan Perang Dunia III," sementara Vance menyebutnya sebagai sosok yang "tidak tahu berterima kasih."
Dilansir dari Independent, Minggu, 2 Maret 2025, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengomentari insiden tersebut melalui pernyataan di Telegram. Ia menyoroti pernyataan Zelensky di Gedung Putih yang menyebut bahwa rezim Kyiv berjuang sendiri tanpa dukungan pada tahun 2022, dan menyebut klaim tersebut sebagai "kebohongan terbesar" Zelensky.
Baca Juga: Volodymyr Zelenskyy Ogah Minta Maaf Usai Bersitegang dengan Donald Trump
Zakharova juga menyatakan bahwa Trump dan Vance menunjukkan pengendalian diri dengan tidak melakukan kekerasan terhadap Zelensky dalam insiden yang disaksikan oleh banyak wartawan dan terekam oleh kamera.
"Fakta bahwa Trump dan Vance berhasil menahan diri untuk tidak memukuli bajingan itu adalah sebuah keajaiban dalam pengendalian diri," katanya.
Ia menambahkan bahwa Zelensky telah bersikap "tidak menyenangkan dengan semua orang" dan menegaskan bahwa pemimpin Ukraina itu "menggigit tangan yang telah memberinya makan."
Baca Juga: Trump Pecat 2.000 Pekerja USAID
Sementara itu, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, yang juga merupakan mantan Presiden Rusia, turut mengomentari insiden tersebut. Ia menyebut Zelensky menerima "tamparan keras yang pantas" dari Trump selama pertemuan di Ruang Oval.
"Ditegur dengan keras dan brutal di Ruang Oval," tulis Medvedev dalam unggahan di Telegram.
Ia juga menghina Zelensky dan menekankan bahwa akhirnya Presiden Ukraina itu mendengar kebenaran secara langsung. Medvedev menuduh rezim Kyiv "bermain-main dengan Perang Dunia III" dan kembali menyerukan agar bantuan militer untuk Ukraina dihentikan—sesuatu yang telah lama didorong oleh Moskow.