Ntvnews.id, Jakarta - Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti pesan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, yang disampaikan melalui putrinya sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani, kepada Presiden Prabowo Subianto.
Pesan tersebut berkaitan dengan acara retret kepala daerah di Magelang, yang sebelumnya sempat menjadi sorotan karena instruksi Megawati kepada kepala daerah PDI-P untuk menunda keikutsertaan mereka.
Hensa menilai, langkah Megawati ini mencerminkan sikap strategis untuk menjaga stabilitas politik di tengah situasi yang dinilainya cukup sensitif bagi partai berlambang banteng tersebut.
Ia menambahkan, keinginan Megawati untuk menghindari konflik atau perpecahan politik ini menunjukkan pendekatan yang matang sebagai pemimpin partai besar yang telah lama malang melintang di panggung politik nasional
Baca Juga: PDIP Tegaskan Hubungan Baik Antara Megawati dan Prabowo Tetap Terjaga
“Jadi kan semakin jelas, Megawati juga sebetulnya enggak ingin ada kegaduhan politik, dia cukup ingin enggak ada kegelisahan politik,” ujar Hensa kepada wartawan.
Menurut Hensa, instruksi penundaan keikutsertaan dalam retret kepala daerah tersebut bukanlah sekadar keputusan spontan, melainkan respons reaktif terhadap situasi yang mengejutkan PDI-P.
Situasi yang mengejutkan tersebut menurut Hensa adalah penangkapan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 20 Februari 2025 lalu.
“Hasto ditangkep, sekjen ditangkep itu kan dia belum pernah mengalami itu, jadi respon reaktif dia ya (penundaan) retret,” jelas Hensa.
Penangkapan ini, menurutnya, menjadi pukulan psikologis dan politis bagi PDI-P, mengingat Hasto merupakan salah satu figur kunci dalam struktur partai.
Namun, di balik respons reaktif tersebut, Hensa melihat adanya niat tulus dari Megawati untuk tetap membina hubungan yang konstruktif dengan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Gerindra Ungkap Hubungan Prabowo dan Megawati Baik
Pesan salam yang disampaikan melalui Puan Maharani, menurut Hensa, menjadi sinyal bahwa Megawati tidak ingin memperkeruh suasana politik meski ada ketegangan sebelumnya.
“Aslinya kan kelihatannya dia ingin tetap membina komunikasi dan hubungan yang baik antara dirinya dengan Prabowo,” ujarnya.
Hensa menyoroti bahwa hubungan baik antara Megawati sebagai pemimpin partai pemenang legislatif dan Prabowo sebagai pemenang Pilpres 2024 merupakan hal yang positif bagi stabilitas politik nasional.
“Nah ini kan bagus juga, sebagai pemenang pilpres hubungannya baik dengan pemenang legislatif. Dalam artian, saling menghormati posisi masing-masing, jadi bagus lah sikap Megawati,” pungkas Hensa.