Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina langsung mengambil tindakan cepat usai ramainya kasus dugaan oplos Pertamax pasca ditangkapnya 7 orang pejabat anak perusahaan Pertamina di kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.
Direktur Utama PT Pertamina, Simon Aloysius Mantiri meminta warga untuk andil dalam pemantauan jika ada kejanggalan yang terjadi di Pertamina maupun anak perusahaannya. Dia membagikan nomor telepon agar warga bisa menghubunginya kapan saja.
Baca juga: Pertamina Sudah Uji Sampel BBM di 33 SPBU, Ini Hasilnya
"Kami menyiapkan nomor khusus untuk masyarakat, selain punya call center 135, ada juga nomor pribadi saya 081417081945. Saat ini bisa menerima SMS, nanti akan segera didaftarkan untuk pakai WA," kata Simon dalam konferensi pers nya di kantor, Senin 3 Maret 2025.
Simon berharap, banyak warga yang melaporkan agak bisa segera diatasi dan dievalusi. Dia juga berterima kasih atas kritik terhadap Pertamina selama ini.
"Kami juag berterima kasih atas kepedualian atas masukan yang telah kami terima akan menjadi kritik dan bahan cambukan bagi Pertamina di masa yang akan mendatang," ucap dia.
Minta Maaf
Simon meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kasus dugaan korupsi tata kelola impor minyak mentah dan produk kilang pada 2018-2023, yang menyeret anak usaha. Pertamina siap mendukung penuh pengusutan kasus yang dilakukan Kejaksaan Agung.
"Saya sebagai Direktur Utama Pertamina Persero menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini," ujar Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri saat menggelar keterangan pers di Grha Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 3 Maret 2025.
Dalam kasus yang merugikan negara Rp193 triliun per tahun itu, Kejaksaan Agung menetapkan dua dirut anak usaha Pertamina sebagai tersangka. Keduanya yakni Dirut PT Pertamina Niaga Riva Siahaan dan Dirut Pertamina International Shipping Yoki Firnandi.
"Ini tentunya adalah peristiwa yang memukul kita semua, menyedihkan juga bagi kami dan tentunya ini adalah salah satu ujian besar yang dihadapi oleh Pertamina," tegas Simon.