Ribuan Ilmuwan Ingatkan Kiamat Sebentar Lagi: Sayang, Waktu Kita Sudah Habis

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jun 2024, 11:56
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi Kiamat Ilustrasi Kiamat (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 15 ribu ilmuwan dari berbagai belahan dunia telah membuat temuan yang mengejutkan.

Dilansir dari Live Science, Jumat, 7 Juni 2024, mereka secara ramai-ramai menandatangani sebuah makalah terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal BioScience, yang menyoroti ancaman serius terhadap keberlangsungan hidup Bumi.

Makalah tersebut menggambarkan situasi di mana kehidupan di planet kita berada dalam bahaya yang mengancam, dam hampir mencapai titik kritis yang bisa menyebabkan keruntuhan atau bencana besar (kiamat).

Benua Antartika <b>(Istimewa)</b> Benua Antartika (Istimewa)

"Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai dengan kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer," isi makalah tersebut melansir Oregon State University (OSU), Jumat, 7 Juni 2024. 

Baca juga: Belasan Ribu Ilmuwan Jadi Saksi Jadwal Kiamat yang Terungkap, Begini Penjelasannya

Deretan Proyek Pangeran Arab Saudi yang Dikaitkan dengan Tanda Kiamat

"Sayang, waktunya sudah habis," sambungnya.

Para ilmuwan juga mengajak masyarakat untuk mengubah pandangan mereka tentang perubahan iklim yang ekstrem, menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat serius untuk masa depan. 

"Kita perlu menggeser sudut pandang kita terhadap darurat iklim, dari sekadar masalah lingkungan yang terbatas menjadi ancaman yang merambah sistemik dan mengancam eksistensi," ungkap para ilmuwan.

Baca Juga: Sering Terabaikan, Tanda Kiamat Ini Ternyata Sudah Sering Terjadi

Mereka menekankan bahwa masyarakat dapat melakukan transisi dari penggunaan bahan bakar fosil serta memperhatikan pelestarian lingkungan untuk mengurangi risiko perubahan iklim yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

Studi tersebut mencatat bahwa banyak rekor iklim yang terpecahkan dengan selisih besar selama tahun terakhir. Contohnya, terjadi peningkatan aktivitas musim kebakaran hutan yang signifikan di Kanada, yang menunjukkan adanya pergeseran menuju pada pola kebakaran baru. 

Hujan Badai Terjang Sawangan Depok <b>(Tangkapan Layar)</b> Hujan Badai Terjang Sawangan Depok (Tangkapan Layar)

Profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple, mengungkapkan keprihatinannya terhadap pola yang mengkhawatirkan pada tahun ini. "Kami juga melihat sedikit kemajuan dalam upaya manusia untuk melawan perubahan iklim," ujar Ripple, yang juga merupakan penulis dalam penelitian tersebut.

Para peneliti, bersama dengan ribuan rekan peneliti lainnya, juga menyoroti isu subsidi bahan bakar fosil yang dianggap sebagai salah satu akar masalah perubahan iklim. Antara tahun 2021 dan 2022, terjadi peningkatan dua kali lipat dalam subsidi ini, meningkat dari US$531 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun hanya di Amerika Serikat.

 

x|close