Jadetabek Dikepung Banjir, BMKG Ungkap Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Mar 2025, 17:21
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Warga membawa kursi melintasi banjir di Cililitan, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025). BPBD Jakarta melaporkan 20 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat meluapnya kali Ciliwung yang disebabkan curah hujan tinggi. Warga membawa kursi melintasi banjir di Cililitan, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025). BPBD Jakarta melaporkan 20 RT di Jakarta Timur terendam banjir akibat meluapnya kali Ciliwung yang disebabkan curah hujan tinggi. (Antara)

Ntvnews.id, JakartaBanjir besar kembali melanda wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) dengan ketinggian air mencapai 1 hingga 4 meter.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa banjir ini merupakan akibat dari hujan ekstrem yang mengguyur Bogor, Jawa Barat, sehingga menyebabkan luapan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Baca Juga: Buntut Banjir Jabodetabek, Menko PMK Beberkan Langkah Operasi Modifikasi Cuaca

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa hujan yang mengguyur Bogor pada Minggu, 2 Maret 2025 malam, tergolong ekstrem, dengan intensitas lebih dari 110 mm per hari.

Petugas kepolisian mendorong sepeda motor milik seorang wanita yang mogok akibat kemasukan air banjir di Jalan Pesanggrahan, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Selasa 3 Maret 2025 <b>(Antara)</b> Petugas kepolisian mendorong sepeda motor milik seorang wanita yang mogok akibat kemasukan air banjir di Jalan Pesanggrahan, Kembangan Selatan, Jakarta Barat, Selasa 3 Maret 2025 (Antara)

Akibatnya, air dari kawasan Puncak, Bogor, mengalir deras melalui DAS Ciliwung hingga menyebabkan banjir bandang di beberapa daerah, termasuk Jakarta dan sekitarnya.

"Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor yang semuanya ini dialirkan dalam DAS Ciliwung," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dilansir Antara.

Banjir ini semakin parah di Kota Bekasi, di mana ketinggian muka air mencapai 4 meter. BMKG mencatat bahwa selain air kiriman dari hulu DAS Ciliwung, hujan deras dengan intensitas 165-208 mm per hari turut memperparah kondisi di beberapa lokasi.

"Hari ini di Sumur Batu Bekasi hampir 208 mm per hari. Ini terjadi dipengaruhi pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada skala meso - sirkulasi siklonik yang mengakibatkan perlambatan angin dan seterusnya," tambahnya.

BMKG juga menyoroti bahwa banjir kali ini masih tergolong lebih rendah dibandingkan banjir besar yang terjadi pada tahun 2020. Saat itu, curah hujan ekstrem di Jakarta mencapai 377 mm per hari, menyebabkan dampak yang lebih luas.

Meskipun demikian, BMKG tetap berkoordinasi dengan berbagai lembaga terkait untuk membahas kemungkinan operasi modifikasi cuaca. Langkah ini diambil guna mengendalikan potensi hujan deras dan mempercepat pemulihan daerah terdampak banjir.

x|close