Banjir Meluas di Bekasi: Aktivitas Publik Lumpuh di 8 Kecamatan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Mar 2025, 17:42
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Keadaan ruas jalan utama Kota Bekasi, Jawa Barat, yakni Jalan Jenderal Ahmad Yani pada hari ini. Keadaan ruas jalan utama Kota Bekasi, Jawa Barat, yakni Jalan Jenderal Ahmad Yani pada hari ini. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa banjir yang melanda delapan dari 12 kecamatan di wilayahnya telah menyebabkan aktivitas masyarakat terhenti total. 

"Kota Bekasi hari ini lumpuh. Jalan utama, kantor pemerintahan bahkan rumah sakit tergenang air. Limpasan air sungguh luar biasa," kata Tri Adhianto dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno secara daring, Selasa, 4 Maret 2025. 

Ia menyebut banjir terparah terjadi di sepanjang Sungai Bekasi, khususnya di pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ketinggian air dilaporkan melebihi delapan meter, melampaui banjir pada 2016 dan 2020. 

Tri Adhianto menjelaskan bahwa banjir terjadi akibat luapan air dari tanggul BWSCC. Selain itu, patahan dan tanggul yang belum selesai dibangun di sepanjang sungai memperparah dampaknya.  

Baca juga: Bekasi Kebanjiran, Bagaimana Nasib Duel Persija vs PSIS Semarang Malam Ini?

"Ketinggian air mencapai lebih dari delapan meter sehingga air melimpas dari tanggul yang sudah dibangun. Di beberapa titik, tanggul belum selesai dibangun sehingga dampaknya sangat besar," ucapnya. 

Pemkot Bekasi sudah mengimbau warga untuk mengungsi sejak sehari sebelumnya. Saat ini, pendataan masih dilakukan terhadap warga yang bertahan di lantai dua rumah mereka dan kendaraan yang terendam.  

"Kami akan berupaya merehabilitasi sungai dan berkoordinasi dengan BWSCC untuk menangani kiriman air dari Bogor," katanya. 

Ia mengimbau warga agar tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi dari pihak berwenang untuk menghindari risiko lebih besar. 

Banjir ini menunjukkan bahwa Kota Bekasi rentan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama saat musim hujan. Faktor yang memperparah kondisi ini meliputi air kiriman dari Bogor, tanggul yang belum optimal, dan dampak urbanisasi. 

"Untuk jangka panjang, diperlukan rehabilitasi sungai, pembangunan tanggul yang lebih kokoh dan koordinasi dengan pemerintah daerah hulu. Selain itu, penguatan sistem peringatan dini dan edukasi masyarakat tentang mitigasi bencana juga menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," kata dia.

(Sumber: Antara)

x|close