Thailand Pertimbangkan Bangun Tembok Perbatasan dengan Kamboja, Kenapa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Mar 2025, 05:00
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Asia Tenggara / ASEAN Asia Tenggara / ASEAN (Istimewa)

Ntvnews.id, Bangkok - Pemerintah Thailand sedang mempertimbangkan pembangunan tembok perbatasan dengan Kamboja untuk mengatasi penyeberangan ilegal, terutama dalam upaya memberantas jaringan penipuan online yang semakin marak di Asia Tenggara.

Dilansir dari CNA, Rabu, 5 Maret 2025, langkah ini menjadi bagian dari kerja sama internasional dalam memerangi sindikat kriminal yang memperdagangkan manusia untuk dijadikan pekerja di pusat-pusat kejahatan siber.

Laporan PBB menunjukkan bahwa wilayah perbatasan Thailand dengan Myanmar dan Kamboja menjadi titik rawan perdagangan manusia. Selama beberapa tahun terakhir, ratusan ribu orang dipaksa bekerja dalam operasi penipuan daring di kawasan tersebut.

Pada akhir pekan lalu, sebanyak 119 warga Thailand berhasil dipulangkan dari Poipet, Kamboja, setelah kepolisian setempat menggerebek kompleks penipuan online yang telah memperbudak lebih dari 215 orang.

Baca Juga: Viral Warung Makan Indonesia Menjamur di Kamboja, Ada Pecel Lele hingga Nasi Uduk

Juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, menyampaikan bahwa rencana pembangunan tembok ini masih dalam tahap kajian.

"Jika itu dilakukan, bagaimana caranya? Apa hasilnya dan bagaimana itu akan memecahkan masalah? Ini masih dalam tahap studi," ujarnya dalam pernyataan.

Thailand dan Kamboja memiliki perbatasan sepanjang 817 km, dengan titik lemah pengawasan di Provinsi Sa Kaeo dan Poipet yang saat ini hanya dibatasi kawat berduri. Karena itu, Kementerian Pertahanan Thailand mengusulkan pembangunan tembok sepanjang 55 km guna meningkatkan pengamanan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Usai Laos, Prabowo Langsung ke Kamboja Temui PM dan Presiden Senat Kamboja

Penipuan online di Asia Tenggara telah berlangsung bertahun-tahun dan melibatkan korban dari berbagai negara, termasuk Afrika Barat. Kasus ini menjadi sorotan setelah aktor Wang Xing diculik dari Thailand ke Myanmar oleh sindikat kriminal yang menggunakan modus tawaran pekerjaan palsu untuk menjebak korbannya.

Saat ini, lebih dari 7.000 orang asing yang terjebak di Myawaddy, Myanmar, masih menunggu repatriasi ke Thailand. Banyak dari mereka terlantar di kamp-kamp milisi tanpa kepastian nasib.

Seorang anggota parlemen Thailand menekankan bahwa upaya pemberantasan penipuan online masih belum cukup efektif, terutama karena diperkirakan sekitar 300.000 orang masih menjadi korban operasi kejahatan ini di Myawaddy saja.

x|close