Ntvnews.id, Beijing - China menyatakan ketidakpuasan yang mendalam dan dengan tegas menentang keputusan Amerika Serikat (AS) yang kembali memberlakukan tarif tambahan sebesar 10 persen pada barang-barang impor dari China, ujar juru bicara Kementerian Perdagangan pada Selasa.
Menurut juru bicara tersebut, China akan mengambil langkah balasan yang diperlukan untuk melindungi hak serta kepentingannya.
Ia juga menegaskan bahwa China merupakan salah satu negara dengan kebijakan antinarkoba paling ketat di dunia, yang ditegakkan dengan disiplin tinggi.
Baca Juga: Kata China soal Debat Panas Trump-Vance-Zelenskyy
Selama ini, China dan AS telah menjalin kerja sama luas dan mendalam dalam upaya pemberantasan narkoba, bahkan menghasilkan berbagai pencapaian signifikan.
Namun, meskipun ada kerja sama tersebut, AS terus berupaya mengalihkan kesalahan dan memberlakukan tarif tambahan terhadap impor dari China dengan menggunakan isu fentanil sebagai alasan.
"Apa yang telah dilakukan oleh pihak AS merupakan tindakan khas unilateralisme dan intimidasi yang mengabaikan fakta-fakta, aturan perdagangan internasional, serta suara semua pihak," papar jubir tersebut, Rabu 5 Maret 2025.
Baca Juga: China Bakal Buat Hal yang Luar Biasa di Dasar Laut
Pengenaan tarif secara sepihak oleh AS dianggap melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), merusak sistem perdagangan multilateral, dan tidak hanya gagal menyelesaikan permasalahan internalnya, tetapi juga menghambat kerja sama ekonomi serta perdagangan antara China dan AS, sekaligus mengganggu tatanan perdagangan internasional yang seharusnya berjalan normal, ujar juru bicara tersebut.
China mendesak AS untuk menghormati hak serta kepentingan negara lain dan segera mencabut kebijakan tarif sepihak yang dinilai tidak masuk akal serta tidak berdasar, karena tindakan tersebut tidak hanya merugikan pihak lain tetapi juga tidak memberikan keuntungan bagi AS sendiri.
Baca Juga: China Hingga Rusia Siap Bantu Indonesia Bangun PLTN
"Tindakan yang diambil oleh AS mencerminkan sikap unilateralisme dan intimidasi yang mengabaikan fakta, aturan perdagangan internasional, serta aspirasi berbagai pihak," ujar juru bicara tersebut.
Menurutnya, pemberlakuan tarif sepihak oleh AS tidak hanya melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan merusak sistem perdagangan multilateral, tetapi juga gagal menyelesaikan permasalahan internal AS sendiri.
Selain itu, kebijakan ini turut mengganggu kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan AS serta mengacaukan tatanan perdagangan global yang seharusnya berjalan normal.
China mendesak AS untuk menghormati hak serta kepentingan negara lain dan segera mencabut kebijakan tarif sepihak yang dianggap tidak masuk akal dan tidak berdasar.
Baca Juga: UMKM RI Diharapkan Mampu Tembus Pasar China
Kebijakan tersebut dinilai merugikan pihak lain tanpa memberikan keuntungan bagi AS sendiri.
"China berharap AS dapat melihat dan menangani perbedaan dengan cara yang lebih objektif dan rasional serta segera kembali ke jalur yang benar dalam menyelesaikan sengketa melalui dialog yang setara," tambah juru bicara itu.
AS sebelumnya mengumumkan akan menerapkan tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap produk impor dari China, yang mulai berlaku efektif pada 4 Maret.
Kebijakan ini menyusul langkah serupa yang telah diterapkan AS pada Februari tahun ini terhadap produk impor dari China.
(Sumber: Antara)