Ntvnews.id, Hamillton - Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang Kanada. Ia menyebut langkah tersebut sebagai "tindakan yang sangat bodoh."
Pernyataan itu disampaikan Trudeau dalam konferensi pers di Ottawa pada Selasa, sebagai respons terhadap kebijakan baru Trump yang menetapkan tarif impor sebesar 25 persen untuk Kanada dan Meksiko.
Baca Juga : China Tolak Tarif Baru AS
Keputusan yang ia buat itu menuai kritik tajam dari Kanada, yang menilai kebijakan tersebut dapat merugikan hubungan dagang kedua negara serta perekonomian regional.
"Biasanya saya tidak bersepakat dengan Wall Street Journal," kata Trudeau, merujuk pada sebuah tulisan editorial di surat kabar AS itu, Rabu 5 Maret 2025.
"Tapi Donald, mereka mengatakan meski dirimu sangat pintar, ini adalah tindakan yang sangat bodoh." tambahnya.
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menegaskan bahwa negaranya akan memberlakukan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap produk-produk asal Amerika Serikat, dengan total nilai mencapai 155 miliar dolar AS (sekitar Rp2.538 triliun).
Baca Juga : Amerika Serikat Kerahkan Rudalnya ke Filipina, China Geram
Sebagai langkah awal, tarif tersebut akan langsung diterapkan pada impor AS senilai 30 miliar dolar AS, sementara sisanya, senilai 125 miliar dolar AS, akan dikenakan dalam kurun waktu 21 hari ke depan.
"Orang Kanada dikenal masuk akal dan sopan, tetapi kami tidak akan mundur dari pertarungan," tegas Trudeau, seraya mengingatkan bahwa "tidak ada pemenang dalam perang dagang."
Baca Juga : Mayoritas Warga Greenland Tolak Keras Gabung dengan Amerika Serikat
Ia menegaskan bahwa tarif balasan ini akan tetap diberlakukan sampai Amerika Serikat membatalkan kebijakan serupa yang mereka terapkan pada Kanada.
"Sama sekali tidak ada justifikasi atau kebutuhan untuk tarif-tarif ini," ujar Trudeau.
Lebih lanjut, ia menuding bahwa Trump sengaja mengambil langkah ini untuk melemahkan perekonomian Kanada, sehingga AS bisa lebih mudah mendominasi negara tersebut.
"Itu tidak akan pernah terjadi. Kami tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat," tegas Trudeau.
(Sumber Antara)