11 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Mar 2025, 22:05
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Petugas Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jatinegara menyemprotkan air untuk membersihkan lumpur sisa banjir di wilayah Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2025). Petugas Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jatinegara menyemprotkan air untuk membersihkan lumpur sisa banjir di wilayah Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (5/3/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa banjir yang terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai serta curah hujan tinggi mulai berangsur surut. Saat ini, hanya tersisa 11 Rukun Tetangga (RT) yang masih terendam air.

"Saat ini genangan masih terjadi di 11 RT," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Menurutnya, ketinggian air di lokasi yang masih terdampak kini berangsur menurun, berkisar antara 50 hingga 80 sentimeter (cm).

Sebaran 11 RT yang masih tergenang terdiri dari tiga RT di Jakarta Barat, empat RT di Jakarta Timur, dan empat RT lainnya di Jakarta Selatan.

Yohan menjelaskan bahwa banjir di Jakarta disebabkan oleh meluapnya beberapa sungai utama, seperti Sungai Ciliwung, Kali Angke, dan Kali Pesanggrahan.

Banjir terparah terjadi pada Selasa (4/3/2025), di mana jumlah RT yang terdampak mencapai 122 dengan ketinggian air di beberapa titik melebihi tiga meter.

Selain itu, jumlah titik pengungsian yang sebelumnya mencapai 25 lokasi kini telah berkurang menjadi 12 titik yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

"Kami juga telah mendistribusikan bantuan kepada para pengungsi," tambah Yohan.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Khoirudin, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk segera melakukan pengerukan sungai guna mengatasi banjir.

Menurutnya, sedimentasi atau pendangkalan sungai menjadi salah satu faktor yang menghambat aliran air. Lumpur yang semakin menumpuk menyebabkan kapasitas tampungan sungai berkurang.

"Saya minta kepada pemerintah agar segera mengeruk seluruh saluran air dan sungai," tegas Khoirudin.

Lebih lanjut, ia berharap Jakarta dapat memiliki kanal pengendali banjir seperti yang diterapkan di beberapa kota besar dunia, salah satunya Kuala Lumpur.

"Kuala Lumpur memiliki terowongan sehingga air dapat dipompa ke bawah dan kemudian dibuang ke laut," jelasnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperkirakan bahwa masih ada potensi hujan di akhir bulan menjelang Lebaran. Oleh karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir susulan.

x|close