Ntvnews.id, Jakarta - Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Kendari, Sulawesi Tenggara, mengalami kejadian yang membuat mereka geram. Motor mereka mengalami kerusakan setelah mengisi bahan bakar jenis Pertalite di beberapa SPBU milik Pertamina.
Para pengemudi menduga bahwa bahan bakar yang mereka gunakan telah dicampur dengan zat lain yang berpotensi merusak mesin kendaraan.
Tidak hanya pengemudi ojol, sejumlah warga juga mengeluhkan masalah serupa. Setelah mengisi Pertalite, kendaraan mereka tiba-tiba mengalami gangguan seperti mogok, brebet, dan kesulitan untuk dinyalakan kembali.
“Hampir 100 motor ojol kena imbasnya. Awalnya saya kira motor saya saja yang bermasalah, tapi teman-teman juga mengalami hal yang sama setelah mengisi BBM di SPBU,” ujar Sabarudin, salah satu pengemudi ojol yang terdampak.
Kejadian ini pun memicu kemarahan di kalangan para pengemudi ojol yang menggantungkan hidup mereka pada kendaraan tersebut. Mereka beramai-ramai mendatangi SPBU yang diduga menjual Pertalite bermasalah dan meminta pertanggungjawaban dari pihak pengelola.
Tak hanya itu, mereka juga melaporkan kasus ini ke Mapolres Kendari. Aksi tersebut kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menarik perhatian publik.
View this post on Instagram
Ketua komunitas ojol Kendari, Rahmat, mendesak pihak berwenang untuk segera menyelidiki dugaan pencampuran bahan bakar yang menyebabkan kerusakan motor mereka.
“Kami ini cari makan pakai motor. Kalau motor rusak karena BBM yang tidak berkualitas, siapa yang mau ganti rugi? Kami minta Pertamina turun tangan dan mengecek langsung kondisi BBM di SPBU,” tegasnya.
Menanggapi dugaan adanya Pertalite yang dicampur dengan zat lain, pihak Pertamina pun memberikan pernyataan resmi. Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani, menegaskan bahwa perusahaan selalu mengutamakan kualitas bahan bakar yang disalurkan kepada masyarakat.
“Pertamina saat ini tengah melakukan investigasi menyeluruh guna memastikan distribusi BBM tetap sesuai standar yang berlaku,” kata Fahrougi dalam keterangannya, Rabu, 5 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Pertamina juga berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), serta pihak kepolisian untuk memastikan hasil uji kualitas bahan bakar.
“Hasil uji nantinya dilakukan secara transparan dan akurat. Uji sampling juga akan segera dilakukan bersama dengan instansi terkait guna memberikan kepastian kepada masyarakat,” tuturnya.