Ntvnews.id, Moskow - Komisioner Perluasan Uni Eropa, Marta Kos, pada Rabu menyatakan keprihatinan mendalam Uni Eropa terhadap gangguan dan kekerasan yang terjadi di Parlemen Serbia.
"Kami sangat prihatin dengan terganggunya kerja parlemen dan kekerasan yang terjadi di Parlemen Serbia," ujar Kos, Kamis 6 Maret 2025.
Baca Juga: Ricuh! Anggota Oposisi Serbia Lempar Gas Air Mata dan Flare saat Sidang Parlemen
"Parlemen seharusnya menjadi tempat perdebatan demokratis demi kepentingan seluruh warga negara dan harus berfungsi sepenuhnya sesuai perannya," tambahnya.
Kos menambahkan bahwa tindakan terbaru di Serbia yang berdampak pada organisasi masyarakat sipil juga menjadi perhatian serius Uni Eropa.
Uni Eropa terus menyerukan deeskalasi ketegangan dengan menciptakan kondisi yang mendukung dialog inklusif, melibatkan semua pihak—termasuk aktor politik, institusi, dan masyarakat sipil untuk membahas reformasi yang diperlukan demi masa depan Serbia di Uni Eropa.
Baca Juga: Parlemen Ukraina Sahkan Resolusi, Zelenskyy Tetap Presiden
Pada Selasa, situasi di Parlemen Serbia berubah menjadi kacau setelah anggota parlemen oposisi menyalakan granat asap dan gas air mata di dalam ruang sidang. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah serta solidaritas dengan mahasiswa yang tengah berdemonstrasi.
Tiga anggota partai berkuasa, termasuk seorang perempuan hamil, dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Disuruh Tinggalkan Greenland oleh Anggota Parlemen Denmark
Selama beberapa bulan terakhir, mahasiswa dan aktivis oposisi di Serbia terus menggelar aksi protes. Demonstrasi ini dipicu oleh insiden runtuhnya atap sebuah stasiun kereta api di Kota Novi Sad pada 1 November 2024, yang menyebabkan 15 orang meninggal dunia.
Para demonstran hampir setiap hari memblokir aktivitas di sejumlah institusi pendidikan tinggi serta menghambat lalu lintas di jalan-jalan utama negara itu.
(Sumber: Antara)