Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Positif Sabu, Kini Diperiksa di Mabes Polri

Ntvnews.id, Jakarta - Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja, terbukti positif sabu berdasarkan hasil pemeriksaan urine di Mabes Polri. Saat ini, AKBP Fajar masih menjalani pemeriksaan lanjutan di Divisi Propam Mabes Polri untuk pendalaman lebih lanjut.

Informasi ini telah dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Komisaris Besar Henry N Chandra, Selasa, 4 Maret 2025.

"Saat ini, AKBP Fajar masih dalam pemeriksaan di Divisi Propam Mabes Polri. Hasil tes urine sudah dinyatakan positif penggunaan narkoba," ujar Kombes Henry.

Dalam proses penyelidikan, pihak kepolisian masih mendalami lebih jauh kasus yang melibatkan AKBP Fajar. Menurut Kombes Henry, saat ini belum ada informasi tambahan yang dapat disampaikan mengenai perkembangan perkara tersebut.

"Untuk kasus yang lain masih dalam pendalaman," tambahnya.

Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja (Instagram)

Lebih lanjut, Polri menegaskan bahwa proses hukum terhadap AKBP Fajar tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah. Kepolisian juga berkomitmen untuk menindak tegas setiap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggotanya.

"Polri akan menindak siapa pun yang melanggar hukum. Siapa pun akan mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai peraturan hukum yang berlaku," tegas Henry.

Dalam kesempatan yang sama, Kombes Henry mengingatkan seluruh anggota kepolisian di Polda NTT agar selalu menjaga nama baik institusi. Ia juga menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kepolisian dalam bertugas.

"Kita imbau kepada teman-teman di Polda NTT untuk berpegang teguh pada nilai Tri Brata dan Catur Prasetya serta tetap dekat dengan masyarakat," katanya.

Sebelumnya, AKBP Fajar Widyadharma telah diamankan oleh tim Mabes Polri di Bajawa, Flores, NTT, pada Kamis, 2 Februari 2025. Penangkapan ini diduga berkaitan dengan kasus penyalahgunaan narkoba serta pornografi.

Namun, informasi mengenai penangkapan tersebut baru diungkapkan kepada publik lebih dari sepuluh hari setelah kejadian. Hingga kini, kepolisian masih belum merilis detail terkait kronologi maupun motif dari kasus ini.