Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan rencana pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel per hari di Pulau Pemping, Batam, Sumatera. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bisnis strategis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah dan bahan bakar minyak.
“Dibangun di Sumatera,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Proyek ini membutuhkan investasi sebesar 12,5 miliar dolar AS dan diharapkan dapat menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun, setara dengan 16,7 miliar dolar AS. Selain itu, pembangunan kilang ini berpotensi menciptakan 63.000 lapangan kerja langsung dan 315.000 lapangan kerja tidak langsung.
Baca juga: Bahlil Terbitkan Aturan Ekspor Konsentrat Tembaga untuk Freeport
Pemerintah juga berencana mempercepat pembangunan industri Dimethyl Ether (DME) berbahan baku batu bara sebagai substitusi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Langkah ini sejalan dengan upaya hilirisasi sektor energi untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.
“Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” ujar dia
Selain sektor energi, hilirisasi juga akan dilakukan pada komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit, dan alumina, serta sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pemerintah menargetkan 26 sektor komoditas prioritas untuk mencapai tujuan hilirisasi tersebut.
Dengan pembangunan kilang minyak berkapasitas besar ini, Indonesia berharap dapat meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
(Sumber: Antara)