Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming mengunjungi lokasi bencana di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, pada Sabtu pagi 8 Maret 2025.
Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas arahan Presiden Prabowo Subianto terkait upaya penanganan bencana yang cepat dan terkoordinasi.
Didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dan Bupati Sukabumi Asep Japar, Wapres meninjau Jembatan Cidadap, Jl. Pelabuhan Ratu No. 16, Kecamatan Simpenan, yang amblas diterjang banjir bandang pada Kamis malam. Di tempat ini, satu orang meninggal dunia akibat tersapu arus banjir.
Setibanya di lokasi, Wapres langsung mengecek area jembatan penghubung Desa Cidadap dan Desa Loji yang putus tersebut, serta menyapa warga terdampak yang riuh menyambut kedatangannya.
Selanjutnya, Wapres meninjau kawasan terdampak banjir lainnya di Terminal dan Pasar Semi Modern Palabuhan Ratu, yang luluh lantak akibat terjangan air bah.
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming mengunjungi lokasi bencana di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, pada Sabtu pagi 8 Maret 2025.
Baca juga: Satu Keluarga Tersengat Listrik Saat Banjir di Bekasi, 1 Orang Tewas
Didampingi Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti, ia memeriksa langsung permukiman warga, termasuk rumah ibadah seperti masjid dan gereja yang rusak parah. Banjir di lokasi ini merenggut nyawa seorang Ibu dan anaknya, meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat setempat.
Di kedua lokasi tersebut, selain menyapa warga, Wapres juga membagikan paket sembako, alat kebersihan, selimut, serta paket buku dan mainan untuk anak-anak.
Menurut penuturan Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti dalam keterangan persnya, Wapres menekankan perlunya langkah strategis dalam penanganan pasca-bencana banjir yang kali ini lebih berat dibandingkan kejadian sebelumnya pada November 2024 lalu.
Salah satu fokus utamanya adalah normalisasi sungai melalui pengerukan dan pengurangan sedimentasi guna memperlancar aliran air.
“Bapak Wakil Presiden sangat prihatin terkait dengan hal ini dan beliau menyampaikan pertama, masalah sungai itu juga harus dilakukan pengerukan, sedimentasinya. Tadi kami sudah diskusi dengan Pak Bupati (Sukabumi) dan juga nanti (pemerintah) provinsi yang akan melakukan pengerukan terhadap sungai tadi,” ungkapnya.
Baca juga: Toyota Luncurkan SUV Listrik bZ3X di China dengan Harga Mulai Rp246 Juta, 65% Komponen Lokal
Selain itu, lanjut Diana, Wapres mengimbau agar warga yang terdampak tidak kembali bermukim di daerah sempadan sungai demi menghindari risiko bencana serupa di masa mendatang.
“Dan nanti saya harapkan juga penduduk-penduduk yang di sekitar sempadan sungai, jangan kembali lagi di sempadan sungai tadi, biarkan sungai tadi, kalau bisa diperlebar. Dengan diperlebar maka jalannya air itu akan lebih leluasa, tidak mengganggu dan nantinya juga tidak berdampak kepada penduduk-penduduk yang diam di situ,” tegasnya.
Kemudian dari segi infrastruktur, Diana menyampaikan bahwa Wapres menginstruksikan percepatan perbaikan Jembatan Cidadap yang rusak agar arus transportasi, baik bagi warga maupun distribusi barang, dapat kembali berjalan lancar.
“Sementara ini supaya lebih bermanfaat, bisa difungsionalkan, nanti akan dipasang Jembatan Bailey dulu agar bisa difungsionalkan. Nanti secara permanen akan dilakukan setelah lebaran, akan ada penggantian jembatan tersebut,” ujarnya.
Menurut Diana, upaya relokasi warga yang bermukim di sempadan sungai juga turut menjadi perhatian, mengingat pentingnya mitigasi risiko untuk mencegah dampak bencana serupa di masa mendatang. Adapun pembangunan rumah untuk relokasi warga yang rumahnya rusak berat akan dilakukan oleh BNPB, sedangkan lahan relokasi disiapkan oleh Pemerintah Daerah.
Baca juga: VIDEO: Ngeri! Motor dan Pemiliknya Terseret Banjir
“Nah, daerah mencarikan lahannya, mungkin BNPB itu nanti akan membangunkan rumahnya. Nanti akan dihitung,” tandasnya.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir melanda 12 desa di 9 kecamatan dan sebaran titik longsor pada 30 desa di 22 kecamatan. Akibat bencana ini, 4 orang dilaporkan meninggal dunia dan lima lainnya masih dalam pencarian.