Ukraina Tolak Gencatan Senjata Darat Dengan Rusia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Mar 2025, 17:05
thumbnail-author
Muhammad Hafiz
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi negosiasi perjanjian kerja sama konflik Rusia-Ukraina Ilustrasi negosiasi perjanjian kerja sama konflik Rusia-Ukraina (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Serhiy Leshchenko, penasihat Kepala Kantor Presiden Ukraina, menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menyetujui gencatan senjata di darat yang dapat memungkinkan pasukan Rusia untuk berkumpul kembali dan melanjutkan perang.

Berbicara di televisi, Leshchenko menekankan bahwa meskipun Ukraina terbuka untuk negosiasi, gencatan senjata apa pun tidak boleh memberi Rusia keuntungan.

“Dia (Presiden AS Donald Trump) bertanya: Apakah ada rencana untuk menghentikan pertempuran? Kami menjawab bahwa kami punya rencana. Kami mengusulkan gencatan senjata di udara seperti pesawat nirawak, rudal, balistik," ujarnya, dikutip Selasa, 11 Maret 2025.

Baca juga: Prancis Beri Bantuan Militer Rp3,4 Triliun ke Ukraina

"Kami juga mengusulkan gencatan senjata di laut. Kami berkomitmen untuk tidak menyerang di sana, meskipun saat ini kami memiliki inisiatif di Laut Hitam. Selain itu, kami mengusulkan untuk menahan diri dari serangan terhadap infrastruktur energi,” kata Leshchenko, menurut Kantor Berita Nasional Ukraina (Ukrinform).

Leshchenko menjelaskan bahwa Ukraina mengusulkan gencatan senjata di udara, termasuk penghentian penggunaan pesawat nirawak, rudal, dan balistik. Selain itu, Ukraina juga mengusulkan gencatan senjata di laut dan berkomitmen untuk tidak melakukan serangan di wilayah tersebut, meskipun saat ini memiliki inisiatif di Laut Hitam. Ukraina juga mengusulkan untuk menahan diri dari serangan terhadap infrastruktur energi.

Namun, Leshchenko menekankan bahwa Ukraina tidak akan menerima gencatan senjata di darat, karena hal itu dapat memberi kesempatan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkuat pasukannya dan melanjutkan perang.

“Anda menginginkan gencatan senjata, kami siap. Namun tidak di darat, di mana Putin dapat menghabiskan waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan yang terluka, merekrut infanteri dari Korea Utara, dan memulai kembali perang ini,” katanya.

Leshchenko juga menyoroti bahwa 70 persen kerugian militer Ukraina diakibatkan oleh serangan pesawat nirawak. Ia menekankan pentingnya bantuan Amerika Serikat dalam situasi ini, namun menegaskan bahwa bantuan tersebut tidak boleh sampai pada taraf yang mengharuskan AS mendikte persyaratan untuk mengakhiri permusuhan dengan cara yang tidak menguntungkan Ukraina.

“Bantuan Amerika Serikat sangat penting di sini, tetapi tidak sampai pada taraf yang mengharuskan AS mendikte persyaratan untuk mengakhiri permusuhan dengan cara yang tidak menguntungkan Ukraina,” katanya.

Ukraina telah berulang kali memperingatkan terhadap perjanjian apa pun yang memungkinkan Rusia untuk mengonsolidasikan pasukannya, dengan alasan bahwa hanya pendekatan keamanan komprehensif, termasuk wilayah udara dan laut, yang dapat membawa stabilitas ke kawasan tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close