Utusan Trump Sebut Zelenskyy Minta Maaf soal Insiden di Ruang Oval

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Mar 2025, 19:17
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Insiden debat sengit antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance di ruang Oval Ilustrasi - Insiden debat sengit antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance di ruang Oval (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pada Senin, 10 Maret 2025 utusan khusus Presiden Donald Trump, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, telah mengirim surat kepada Presiden AS yang berisi permintaan maaf atas insiden di ruang Oval.

Insiden ini menyebabkan pembatalan penandatanganan perjanjian penting mengenai mineral strategis antara Washington dan Kiev.

Sebelumnya, Trump telah membahas surat tersebut dalam pidato di hadapan Kongres AS minggu lalu.  

Namun, Witkoff menegaskan bahwa "Zelenskyy mengirim surat kepada presiden. Ia meminta maaf atas insiden yang terjadi di kantor. Saya rasa itu adalah langkah penting." 

“Banyak diskusi telah berlangsung antara tim kami, pihak Ukraina, serta para pemangku kepentingan dari Eropa yang terlibat dalam pembicaraan ini. Saya melihatnya sebagai sebuah kemajuan," ujar Witkoff dalam wawancara dengan Fox News, dikutip Selasa, 11 Maret 2025.

Baca juga: Zelenskyy Siap Berdialog Lagi dengan Trump Setelah Ketegangan

“Banyak diskusi telah berlangsung antara tim kami, pihak Ukraina, serta para pemangku kepentingan dari Eropa yang terlibat dalam pembicaraan ini. Saya melihatnya sebagai sebuah kemajuan," ujar Witkoff.

Witkoff juga berharap kesepakatan dapat tercapai, dan ia menambahkan bahwa pernyataan tersebut disampaikan beberapa menit sebelum ia berangkat ke Arab Saudi untuk bertemu dengan perwakilan Ukraina.

Ketegangan dalam pertemuan pada 28 Februari di ruang Oval meningkat ketika Zelenskyy meragukan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin dapat dipercaya dalam negosiasi perdamaian, mengingat banyak perjanjian yang sebelumnya dilanggar oleh Moskow sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina.

Trump sebelumnya telah menolak keanggotaan Ukraina dalam NATO, aliansi pertahanan yang memerlukan persetujuan semua anggotanya untuk menerima anggota baru. Selain itu, Trump juga secara keliru menuduh Ukraina sebagai pihak yang memulai perang dengan Rusia.

Akibat perselisihan tersebut, Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih, membatalkan penandatanganan perjanjian mineral strategis, dan membatalkan konferensi pers bersama Trump.

(Sumber: Antara) 

x|close