Ntvnews.id, Palestina - Pasukan militer Israel melakukan penyerbuan terhadap Ruang Salat Qibli di kompleks Masjid Al-Aqsa pekan ini. Dalam aksi tersebut, tentara Israel menyita pengeras suara milik masjid sebelum akhirnya menarik diri dari lokasi.
Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis, 13 Maret 2025, insiden ini diungkap oleh beberapa sumber lokal yang dikutip oleh Pusat Media Palestina. Disebutkan bahwa serbuan ini terjadi pada akhir pekan lalu.
Menurut laporan dari Roya News, dalam penyerbuan itu, pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mencopot dan menyita dua pengeras suara yang ada di masjid.
Hingga kini, pihak militer Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut maupun alasan di balik penyitaan pengeras suara masjid.
Baca Juga: PM Mesir dan Palestina Bahas Rencana Rekonstruksi Gaza
Selama bulan Ramadan, Israel memberlakukan pembatasan dengan melarang warga Palestina dari Tepi Barat memasuki Yerusalem untuk melaksanakan ibadah salat di Masjid Al-Aqsa, yang berada di kawasan Kota Tua Yerusalem.
Pemerintah Tel Aviv hanya mengizinkan wanita Palestina berusia 40 tahun ke atas yang memiliki kartu identitas Palestina untuk memasuki Yerusalem.
Sementara itu, Masjid Al-Aqsa disebut berada dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan akibat aktivitas ekskavasi yang masih berlangsung serta percepatan proyek Yudaisasi yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Yerusalem.
Bahkan, menurut laporan Middle East Monitor, anggota parlemen Israel (Knesset), Amit Halevi, mengusulkan proposal terbaru yang bertujuan untuk membagi kompleks masjid dan mengambil alih lebih dari 70 persen area tersebut.
Kompleks Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs suci ketiga dalam Islam, terletak di Yerusalem Timur, wilayah yang dijajah dan dianeksasi Israel. Bagi warga Palestina, kompleks ini menjadi simbol identitas nasional mereka.
Baca Juga: Remaja Palestina Dipenjara 18 Tahun oleh Israel
Namun, bagi pemeluk agama Yahudi, kawasan tersebut juga dianggap sebagai situs tersuci, yang mereka sebut sebagai Temple Mount. Berdasarkan konvensi lama, umat Yahudi diperbolehkan berkunjung ke area tersebut, tetapi dilarang beribadah di dalamnya.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ultranasionalis Yahudi semakin banyak yang menentang aturan tersebut. Salah satunya adalah Itamar Ben-Gvir, seorang politisi sayap kanan Israel yang secara terang-terangan melakukan ibadah di kompleks Al-Aqsa saat menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional pada 2023-2024.
Meski pemerintah Israel berulang kali menegaskan akan mempertahankan status quo di kompleks suci itu, kekhawatiran warga Palestina terhadap masa depan Masjid Al-Aqsa terus meningkat, menjadikannya titik rawan konflik dan kekerasan.