Gedung Putih: Utusan Khusus Trump ke Moskow Bahas Gencatan Senjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Mar 2025, 12:05
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff Arsip - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff (Antara)

Ntvnews.id, Washington  - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dijadwalkan bertolak ke Moskow akhir pekan ini guna mengadakan pembicaraan dengan pejabat Rusia terkait proposal gencatan senjata yang bertujuan menghentikan perang di Ukraina yang berlangsung selama 30 hari.

Juru bicara Karoline Leavitt mengungkapkan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz telah berbicara melalui telepon dengan mitranya dari Rusia pada hari yang sama.

Baca Juga: Zelenskyy: Kiev Siap Berdialog Jika Rusia Setuju Hentikan Perang

Dalam percakapan tersebut, Waltz menegaskan bahwa tim Presiden Donald Trump terus berkomunikasi dengan pihak Rusia menjelang kunjungan Witkoff.

Leavitt tidak memberikan rincian terkait waktu pasti kedatangan Witkoff di Moskow maupun pejabat Rusia yang akan ditemuinya.

Namun, ia menegaskan bahwa AS mendesak Rusia untuk menyetujui proposal gencatan senjata tersebut.

"Kami mendesak Rusia untuk menyetujui rencana itu. Ini adalah momen terdekat kita dengan perdamaian dalam perang ini. 'Kami sudah berada di garis akhir', dan presiden berharap Rusia membantu kami menyelesaikan ini," ujar Leavitt, Kamis, 13 Maret 2025.

Baca Juga: Utusan Trump Sebut Zelenskyy Minta Maaf soal Insiden di Ruang Oval

Leavitt menggunakan analogi sepak bola Amerika untuk menekankan bahwa kesepakatan ini hampir mencapai tahap akhir dan hanya membutuhkan dukungan Rusia agar dapat terwujud.

Sementara itu, Steve Witkoff semakin memainkan peran penting dalam pemerintahan Trump, melampaui tugas-tugas yang secara resmi terkait dengan jabatannya.

Sebelumnya, ia juga terlibat dalam negosiasi pembebasan Marc Fogel, warga Amerika yang ditahan di Rusia selama lebih dari tiga tahun.

Ukraina telah menerima proposal gencatan senjata 30 hari yang diajukan Washington yang oleh Trump disebut sebagai "gencatan senjata total" pada Selasa, setelah melakukan pembicaraan dengan delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz di Arab Saudi.

Baca Juga: Donald Trump Klaim Zelensky Ingin Lakukan Perundingan Damai Secepatnya

Namun, pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan tersebut tidak mencantumkan klausul "jaminan keamanan", yaitu komitmen dari AS untuk turun tangan jika Rusia melanggar gencatan senjata.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pesan video yang disampaikan pada Rabu malam, menyatakan bahwa isu jaminan keamanan telah dibahas dalam pertemuan tersebut.

Zelenskyy juga menekankan bahwa AS dan Ukraina akan membahas jaminan keamanan secara lebih rinci jika gencatan senjata benar-benar diterapkan.

Sementara itu, pada Rabu pagi, Donald Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang "menghancurkan" terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin menolak kesepakatan tersebut.

Trump menegaskan bahwa nasib proposal gencatan senjata kini berada di tangan Kremlin.

"Ada banyak langkah yang bisa dilakukan, dan itu tidak akan menyenangkan bagi Rusia dari segi finansial. Saya bisa mengambil langkah yang sangat merugikan secara ekonomi bagi Rusia, tetapi saya tidak ingin melakukan itu karena saya ingin mencapai perdamaian," katanya.

"Kami semakin dekat untuk mencapai kesepakatan," ujar Trump menambahkan.

(Sumber: Antara)

x|close