Ntvnews.id
"Tidak ada yang akan mengeluarkan warga Palestina," ujar Trump menanggapi pertanyaan wartawan saat menjamu pemimpin Irlandia Michael Martin di Ruang Oval.
Pernyataan Trump disampaikan setelah Menteri sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, pada Minggu, 9 Maret 2025, mengumumkan rencana pembukaan kantor "Otoritas Emigrasi" di bawah Kementerian Pertahanan untuk mengatur pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza. Menurut berbagai media, rencana ini disebut mendapat dukungan dari pemerintahan Trump.
Baca juga: Ini Alasan Donald Trump Ingin Beli Gaza Palestina
"Berbagai pejabat di pemerintahan berulang kali mengatakan kepada saya, 'Kami tidak akan membiarkan 2 juta Nazi tinggal di luar pagar,'" kata Motrich, mengacu pada warga Palestina yang tinggal di Gaza.
"Dulu, berbicara tentang orang-orang yang meninggalkan Gaza adalah hal yang tabu, tetapi sekarang orang-orang yang gila adalah yang paling realistis," ujar dia melanjutkan.
"Tidak hanya realistis, tetapi itu satu-satunya rencana yang realistis," tambahnya, menurut surat kabar Washington Post.
Pejabat tersebut, yang bahkan menyangkal keberadaan rakyat Palestina, mengklaim bahwa Tel Aviv tengah bekerja sama dengan pemerintah AS untuk menentukan negara tujuan bagi warga Gaza yang dipindahkan secara paksa.
Usulan kontroversial ini muncul setelah Trump pada Februari mengajukan rencana untuk mengambil alih Gaza, mengusir warga Palestina dari tanah mereka, dan memindahkan mereka ke lokasi lain.
Rencana ini menuai kecaman global dan dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis.
(Sumber: Antara)