Ntvnews.id
Pesan ini disampaikan saat Menag, didampingi Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, menerima audiensi para Bhikkhu, Sangha, dan tokoh umat Buddha di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, pada Jumat, 14 Maret 2025.
"Saya berharap, Waisak nanti, jangan sampai hilang unsur sakralnya. Kegiatan sakral kemanusiaan Waisak itu jangan lebih menonjolkan aspek selebrasinya. Jangan sampai kemeriahannya mengalahkan kedalamannya. Penghayatan kedalaman makna Waisak itu lebih penting," kata Menag.
Nasaruddin menekankan pentingnya menambah kesakralan Waisak dengan menyalakan "lilin" dalam hati setiap umat.
Baca juga: Kemenhub Periksa 984 Bus Pariwisata Selama Libur Waisak, Cuma 45% Penuhi Syarat Teknis
"Ketika seseorang keluar dari tempat ibadah, lentera dalam hatinya akan terang benderang. Jangan sampai nanti keajaiban-keajaiban agama itu diwarnai dengan sesuatu yang tidak luhur," katanya.
Ia mengingatkan bahwa peringatan Waisak harus tetap murni dan tidak disusupi kepentingan non-religius, baik politik, bisnis, maupun kepentingan pribadi.
Menag juga menekankan pentingnya menjaga Candi Borobudur, meski ada tantangan terkait kesejahteraan kawasan tersebut.
Menurutnya, Borobudur bukan sekadar tempat berfoto atau melakukan berbagai aktivitas. Candi ini harus mampu menghadirkan kejernihan pikiran bagi setiap pengunjung.
"Borobudur itu harus menciptakan pikiran orang yang berkumpul di situ, apapun agamanya. Borobudur itu harus menjernihkan batin seseorang yang datang berkumpul di situ. Tidak peduli agama manapun," kata dia.
(Sumber: Antara)