Ntvnews.id, Beijing - Di China, terjadi fenomena menarik dimana generasi muda menggunakan aplikasi kencan seperti Tinder untuk mencari pekerjaan.
Dilansir dari CNBC International, Senin, 10 Juni 2024, mencari pekerjaan di China semakin sulit dan persaingannya semakin ketat. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di negara tersebut cukup tinggi, terutama untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun, tanpa memperhitungkan pelajar, yang mencapai 14,9% pada bulan Desember yang lalu.
Tekanan ini semakin terasa karena pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 belum optimal.
Tips-Kerja-agar-Karir-Semakin-Lancar.jpeg (Istimewa)
"Penurunan ekonomi negara, dampak pandemi, dan konsolidasi industri terjadi secara bersamaan, sehingga dampaknya terhadap generasi muda semakin signifikan," kata Su Yue, seorang ekonom senior di The Economist Intelligence Unit di Shanghai.
Baca Juga: Gerombolan Pemuda Teror Warga Makassar dengan Senjata Tajam
Banyak Pemuda Israel Tolak Ikut Wajib Militer Perang, Hal Ini Jadi Penyebabnya
Beberapa individu juga berusaha mencari cara untuk memperoleh pekerjaan dengan lebih mudah. Salah satu langkah yang diambil adalah menggunakan aplikasi Tinder untuk mencari lowongan pekerjaan.
Contohnya adalah Jade Liang, seorang mahasiswa pasca sarjana di Shanghai. Dia menggunakan Tinder untuk terhubung dengan individu yang bekerja di industri yang diminatinya, yang kemudian membawanya kepada informasi tentang pekerjaan dan lowongan yang tersedia.
Liang mulai mempertimbangkan Tinder sebagai alat pencarian kerja setelah melihat posting viral di Xiaohongshu, platform mirip Instagram di China, dari seorang pengguna yang mengklaim telah berhasil mendapatkan pekerjaan melalui aplikasi kencan tersebut.
Baca Juga: Bunuh Begal Demi Lindungi Adiknya, Fiki Pemuda di Jambi Akhirnya Bebas
"Ketika manajer perekrutan bertanya bagaimana saya mengetahui tentang lowongan itu - saya: Tinder," tulis salah satu meme yang ramai dibagikan tahun lalu.
Meskipun Tinder adalah salah satu dari banyak aplikasi asing yang diblokir di China daratan, warga dapat mengaksesnya melalui jaringan pribadi virtual.
"Dengan menggunakan aplikasi kencan, kami dapat menghubungi lebih banyak orang," ujar Liang.
"Biasanya kita butuh waktu lama untuk bisa dekat dengan orang. Namun dengan aplikasi kencan, Anda bergaul dengan orang asing selama beberapa jam dan mereka sudah dapat memberi Anda banyak informasi pribadi."
Liang mengatakan bahwa meskipun dia juga dapat mengakses LinkedIn dengan menggunakan VPN, dia tetap menggunakan Tinder karena metode tradisional seperti LinkedIn telah gagal.