Ntvnews.id, Washington DC - PBB telah memasukkan Israel ke dalam daftar negara-negara yang melakukan kekerasan terhadap anak dalam konflik bersenjata, yang dikenal sebagai "daftar hitam".
Dilansir dari Al Jazeera, Senin, 10 Juni 2024, Gilad Erdan, Duta Besar Israel untuk PBB, menyatakan bahwa dia telah menerima pemberitahuan resmi tentang keputusan tersebut dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
"Ini sungguh keterlaluan dan salah," tulis Erdan, dalam sebuah unggahan video.
Anak Palestina (Istimewa)
"Saya menanggapi keputusan memalukan tersebut dan mengatakan bahwa tentara kami adalah yang paling bermoral di dunia. Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekjen yang memberi insentif dan mendorong terorisme, dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel," ungkapnya.
Baca Juga: Panglima TNI Siapkan Pasukan Perdamaian ke Gaza Palestina, Segini Jumlahnya
DPR Dukung Rencana Prabowo Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza Palestina
Di laporan tahunan PBB "Children in Armed Conflict", Israel dimasukkan dalam lampiran sebagai salah satu negara yang merugikan anak-anak selama konflik bersenjata.
"Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara-negara tersebut dan menghindari kebocoran," kata jubir Guterres, Stephane Dujarric.
Anak Palestina (Istimewa)
Laporan tersebut direncanakan untuk disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni 2024, dan akan secara resmi diterbitkan beberapa waktu setelahnya.
Baca Juga: Jokowi Kecam Keras Serangan Israel ke Rafah Palestina
Menanggapi unggahan Erdan di media sosial, Dujarric mengakui bahwa dia merasa terkejut. "Sejujurnya, ini adalah hal yang belum pernah saya saksikan dalam 24 tahun saya melayani organisasi ini," tambahnya.
Sementara itu, pejabat senior Palestina, Riad Malki, menyambut baik keputusan PBB meskipun dianggap terlambat. Menurut kantor media pemerintah Gaza, lebih dari 36.700 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak awal Oktober, termasuk 15.571 anak-anak.
"Dihadapkan pada bencana di Gaza, yang dilihat dunia secara langsung dengan genosida yang khusus menargetkan anak-anak dan perempuan, Sekjen PBB tidak lagi memiliki alasan untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar hitam," kata Malki dalam pernyataannya.
Meskipun agresi Israel terhadap Palestina masih berlanjut, dan sudah dikutuk oleh komunitas internasional, serangan brutal Israel semakin meningkat di kamp-kamp pengungsi di Rafah dan Nuseirat di Gaza tengah.
Korban jiwa terus bertambah, dengan lebih dari 36 ribu warga sipil tewas, di mana sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.