Indonesia Kecam Serangan Israel di Gaza yang Tewaskan Ratusan Warga Sipil

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 22:45
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyampaikan pernyataannya terkait gencatan senjata Gaza di Jakarta, Jumat (17/1/2025). Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menyampaikan pernyataannya terkait gencatan senjata Gaza di Jakarta, Jumat (17/1/2025). (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza pada Selasa dini hari, 18 Maret 2025 waktu setempat. Serangan tersebut menyebabkan ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak, di tengah bulan suci Ramadhan.

“Serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara,” demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang disampaikan melalui media sosial X.

Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) serta komunitas internasional untuk segera bertindak guna menghentikan agresi militer Israel di wilayah Palestina tersebut.

Dalam pernyataan yang sama, Kemlu RI juga menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap kesepakatan gencatan senjata guna mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa di Jalur Gaza.

Selain itu, Indonesia kembali menegaskan pendiriannya bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina merupakan satu-satunya solusi untuk mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan tersebut.

Serangan Terbesar Sejak Gencatan Senjata

Pada Selasa dini hari, militer Israel melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran di beberapa wilayah Jalur Gaza. Serangan ini menjadi yang paling intens sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan pada 19 Januari 2025 lalu.

Menurut laporan kantor berita Palestina WAFA, jumlah korban tewas akibat serangan udara tersebut telah mencapai 404 orang hingga Selasa siang waktu setempat. Di antara korban yang tewas terdapat banyak perempuan dan anak-anak.

Selain itu, sebanyak 562 warga Palestina mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, sementara banyak korban lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat bombardir.

Eskalasi kekerasan ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, yang telah lama berada dalam blokade ketat oleh Israel. Blokade ini menghambat masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk pasokan medis yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

Merespons serangan tersebut, petinggi biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq, menyampaikan bahwa tindakan militer Israel semakin mengancam nyawa para sandera Israel yang masih berada di Jalur Gaza.

“Keputusan Netanyahu memulai lagi peperangan adalah keputusan untuk menumbalkan tahanan penjajah (Israel) dan memvonis mereka dengan hukuman mati,” ujar Al-Risheq.

(Sumber: Antara)

x|close