Ntvnews.id
"Kami berkomitmen pada kesepakatan (gencatan senjata) dan melaksanakan kewajiban sesuai kesepakatan ini, namun [Perdana Menteri Benjamin] Netanyahu beserta pemerintahannya melanggar kesepakatan itu ratusan kali, melakukan pembunuhan, menutup perbatasan dan melarang masuk bantuan kemanusiaan," kata Naim.
Baca juga: Sekjen PBB Kaget saat Tahu Serangan Besar Israel ke Gaza Baru-baru Ini
Pada Selasa, 18 Maret 2025, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sejumlah target Hamas di Jalur Gaza.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan karena Hamas menolak skema Amerika Serikat untuk memperpanjang gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan tawanan.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 400 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya mengalami luka-luka akibat serangkaian serangan terbaru.
(Sumber: Antara)