Seorang Muntah Puluhan Kali di Pesawat, Kenapa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Mar 2025, 07:47
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Pesawat Ilustrasi Pesawat (Pixabay)

Ntvnews.id, London - Seorang penumpang maskapai Etihad Airways mengalami pengalaman penerbangan yang sangat buruk. Awalnya, perjalanan berlangsung normal hingga ia menyantap makanan yang disajikan di pesawat.

Dilansir dari New York Post, Jumat, 21 Maret 2025, Cameron Callaghan (27) memulai perjalanan liburannya pada 6 Januari dari Manchester, Inggris, menuju Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), sebelum akhirnya tiba di Bangkok, Thailand.

Namun, perjalanannya mulai mengalami kendala ketika penerbangannya mengalami keterlambatan selama lima jam. Saat menunggu, ia membeli sandwich telur sekitar tiga jam sebelum keberangkatan.

Setelah waktu boarding tiba, Callaghan naik ke pesawat dan penerbangan pun dimulai. Di tengah perjalanan, makanan mulai dibagikan kepada penumpang. Ia ditawari menu pasta ayam dengan tomat dan keju, yang kemudian ia terima.

Baca Juga: Ngeri, Pesawat Jatuh Usai Lepas Landas

Namun, saat menerima makanan tersebut, ia merasakan sesuatu yang aneh karena muncul bau tak sedap dari hidangan tersebut.

"Baunya memang agak aneh, tetapi semua makanan pesawat memang seperti itu," ujar Callaghan sebelum mulai menyantap makanannya sambil menonton film.

Sekitar 20 menit setelah makan, ia mulai merasakan gangguan pencernaan yang parah.

"Saya mengalami diare dua kali, dan 10 menit setelah itu saya terus-menerus muntah selama penerbangan," ungkapnya.

Menurutnya, ia muntah hingga sekitar 30 kali sepanjang perjalanan dan harus bolak-balik ke toilet setiap lima menit. Saat kembali ke kursi, ia bahkan tidak sanggup duduk tegak dan hanya bisa berbaring dalam posisi telungkup.

"Menjelang akhir penerbangan, saya telah mengosongkan tubuh saya begitu banyak sehingga saya bahkan tidak bisa berdiri," tuturnya.

Baca Juga: Momen Penumpang Kesurupan di Pesawat

Gejalanya begitu parah hingga ia harus duduk di bagian belakang pesawat bersama seorang pramugari, yang membantunya dengan menjaga toilet tetap kosong untuknya.

Selain rasa sakit secara fisik, Callaghan juga merasa pengalaman itu sangat memalukan karena banyak penumpang lain yang melihatnya tergeletak di lantai sambil muntah.

Setibanya di Abu Dhabi, kondisinya semakin memburuk hingga ia tidak mampu mengangkat kepalanya dan harus dibantu berdiri.

"Mereka membawa saya dengan kursi roda dan mendorong saya ke ruang medis di bandara Abu Dhabi," ujarnya. Seorang dokter pun memeriksanya dan memberikan infus anti-mual.

Meskipun pengobatan itu sedikit membantu, gejala yang tersisa tetap mengganggu awal liburannya di Thailand—perjalanan yang sudah ia rencanakan selama tiga tahun.

Bahkan setelah tiba di Bangkok, Callaghan masih merasa sangat lelah dan hampir pingsan, yang ia yakini disebabkan oleh dehidrasi akibat muntah yang terus-menerus selama enam jam penerbangan.

"Dua atau tiga hari setelah tiba di Bangkok, saya hanya bisa terbaring di tempat tidur. Baru pada hari ketiga saya benar-benar keluar dari hotel dan mulai menjelajah," katanya.

Callaghan meyakini bahwa penyebab utama sakitnya adalah pasta yang ia makan di pesawat, yang kemungkinan telah disimpan sejak pesawat seharusnya lepas landas dan tidak disimpan dengan baik.

Ia menegaskan tidak mungkin ada penyebab lain karena ia merasa baik-baik saja setelah memakan sandwich telur tiga jam sebelum keberangkatan dan tidak mengonsumsi makanan apa pun pada malam sebelumnya karena stres akibat keterlambatan penerbangan.

Menanggapi insiden ini, seorang juru bicara Etihad Airways menyatakan bahwa kecil kemungkinan makanan dalam pesawat menjadi penyebab penyakit yang dialami Callaghan.

"Kami menanggapi semua masalah ini dengan sangat serius dan menyelidikinya secara menyeluruh. Makanan kami dalam penerbangan ini, seperti di semua penerbangan kami, disiapkan dan disimpan dalam kondisi suhu terkontrol ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas," ujar pihak maskapai.

Maskapai juga menyatakan bahwa tidak ada laporan serupa dari penumpang lain yang mengalami sakit setelah mengonsumsi makanan yang sama.

Namun, Callaghan merasa respons Etihad tidak profesional, mengingat ia merasa baik-baik saja sebelum makan di pesawat.

"Tidak profesional cara mereka menangani semuanya," katanya dengan nada kesal.

Sebagai bentuk kompensasi, Callaghan menuntut pengembalian dana atas "penerbangan dari neraka" yang ia alami, serta permintaan maaf dan pengakuan dari maskapai bahwa makanan yang mereka sajikan menyebabkan penyakitnya.

Ia bahkan merasa trauma untuk melakukan penerbangan pulang.

"Setelah apa yang telah saya alami, saya tidak ingin naik pesawat jadi saya terjebak di Thailand saat ini," ujarnya.

"Saya akan membuat diri saya kelaparan dalam penerbangan pulang agar hal ini tidak terjadi lagi," tambahnya.

x|close