Ntvnews.id, Canbera - Seorang selebgram asal Amerika Serikat (AS) menuai amarah publik Australia setelah videonya yang memperlihatkan aksi merampas bayi wombat dari induknya menjadi viral.
Tindakan kontroversial yang dilakukan oleh Sam Jones itu tidak hanya mendapat kecaman luas, tetapi juga membuatnya terancam dilarang memasuki Australia.
Dilansir dari news.com.au, Jumat, 21 Maret 2025, kemarahan masyarakat Australia bermula setelah Sam mengunggah video dirinya mengambil bayi wombat dari pinggir jalan sambil tertawa. Dalam video tersebut, ia bahkan terlihat membawa lari anak wombat itu dari induknya.
Rekaman itu juga menunjukkan bayi wombat mendesis kesakitan sebelum akhirnya Sam mengembalikannya ke semak-semak.
Baca Juga: Dukung Childfree, Selebgram Gitasav Sempat Nyaris Bunuh Diri Karena Dihujat
Setelah video tersebut menyebar luas, Sam, yang juga dikenal sebagai Samantha Strable dan memiliki hampir 100.000 pengikut di Instagram, langsung mengunci akunnya. Namun, aksi tersebut tetap memicu kecaman dari berbagai pihak.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengecam tindakan Sam yang dianggap keterlaluan karena telah memisahkan bayi wombat dari induknya. Menteri Luar Negeri Penny Wong pun turut mengutuk aksi tersebut dan menyebutnya sebagai sesuatu yang mengerikan.
Tak hanya itu, sebuah petisi di Change.org dibuat untuk menuntut agar influencer tersebut dilarang kembali ke Australia.
"Samstrays_somewhere harus segera dideportasi dari negara ini dan dilarang untuk kembali lagi," bunyi isi petisi tersebut.
Baca Juga: Selebgram Aceh Mira Klarifikasi Usai Video Kontroversi Baca Al-Qur'an dengan Musik DJ
Hingga saat itu, petisi telah memperoleh lebih dari 30.000 tanda tangan. Pemerintah Australia juga tengah mempertimbangkan untuk meninjau status visanya.
"Departemen kini sedang memeriksa persyaratan visanya dan menentukan apakah ada pelanggaran terhadap hukum imigrasi. Bagaimanapun, dengan tingkat pengawasan yang akan terjadi jika dia mengajukan visa lagi, saya akan terkejut jika dia tetap ingin melakukannya. Saya tidak sabar menunggu orang ini pergi, dan saya tidak berharap dia akan kembali," ujar Menteri Dalam Negeri Tony Burke.