Terkuak Alasan Donald Trump Support Israel Serang Gaza Palestina Saat Gencatan Senjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Mar 2025, 08:40
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Email dari pemerintahan Trump menyebutkan bahwa pekerja federal yang menerima pembelian tersebut akan menerima gaji hingga bulan September Email dari pemerintahan Trump menyebutkan bahwa pekerja federal yang menerima pembelian tersebut akan menerima gaji hingga bulan September

Ntvnews.id, Jakarta - Gambar anak-anak Palestina yang menjadi korban serangan udara Israel kembali menjadi sorotan setelah jeda singkat dalam kekerasan yang berlangsung selama beberapa minggu.

Hampir dua bulan setelah Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, gencatan senjata yang sebelumnya menghentikan perang Israel di Gaza telah runtuh, dan pertempuran kembali berkobar di wilayah tersebut.

Padahal, Trump sebelumnya berjanji akan berupaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan di seluruh dunia.

Dilaporkan bahwa Israel telah memberi tahu Trump sebelum melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025. Serangan ini menjadi yang paling mematikan sejak Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata pada 19 Januari lalu. Akibatnya, sebanyak 400 orang, termasuk anak-anak, kehilangan nyawa.

"Kita bisa melihat bukti ketidaktulusan Trump dalam gencatan senjata ini segera setelah ia menjabat. Ia mulai menyerukan pengusiran paksa dan pembersihan etnis warga Palestina dari Gaza secara permanen," ujar Josh Ruebner, dosen di Program Keadilan dan Perdamaian Universitas Georgetown, dikutip dari Al Jazeera, Senin, 24 Maret 2025.

Baca Juga: Ini Negara yang Masuk List Pembatasan Visa AS oleh Donald Trump

Juru bicara Gedung Putih, Caroline Leavitt, menegaskan bahwa Trump akan bersikap tegas jika Israel dan Amerika Serikat berada dalam ancaman.

"Seperti yang sudah ditegaskan Trump, Hamas, Houthi, Iran, dan semua pihak yang mencoba meneror bukan hanya Israel, tetapi juga AS, akan menghadapi konsekuensi besar dan kekacauan akan terjadi," kata Leavitt dalam wawancara dengan Fox News.

Menurutnya, semua pihak harus memahami bahwa Trump tidak akan ragu dalam membela masyarakat yang taat hukum serta memperjuangkan kepentingan Amerika Serikat dan sekutunya, Israel.

Baca Juga: Donald Trump Bakal Batasi Visa dari Negara Muslim Masuk AS

Pernyataan ini tampaknya merujuk pada pengumuman Hamas yang menyetujui pembebasan sandera Amerika-Israel, Edan Alexander, bersama empat orang berkewarganegaraan ganda lainnya.

Namun, kelompok perlawanan Palestina belum memberikan jawaban final kepada utusan Trump. Akibatnya, ketika Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan sandera Amerika, Trump tidak lagi tertarik.

Israel juga menegaskan bahwa Hamas telah menolak semua proposal yang diajukan oleh utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, serta para mediator. Oleh karena itu, Israel berencana mengambil tindakan lebih keras terhadap Hamas.

x|close