Ntvnews.id, Seoul - Empat orang dilaporkan meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka akibat kebakaran hutan besar yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan. Kebakaran yang diperburuk oleh angin kencang ini juga memaksa sekitar 1.500 warga untuk dievakuasi.
Dilasir dari Yonhap, Seni, 24 Maret 2025, kebakaran awalnya terjadi di Kabupaten Sancheong, sekitar 250 kilometer di tenggara Seoul, pada hari Jumat. Api kemudian menyebar ke daerah lain di sekitarnya.
Dari enam korban luka, lima di antaranya mengalami cedera serius. Seluruh korban ditemukan di Sancheong, menurut data yang dihimpun oleh Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat.
Wakil Kepala Menara Pengendali Bencana, Lee Han-kyung, meminta otoritas pemadam kebakaran untuk menggunakan semua sumber daya yang ada guna mengendalikan kebakaran secepat mungkin.
Baca Juga: Rumah Warga di Ciputat Kebakaran Hebat
"Kebakaran hutan menyebar dengan cepat ke wilayah yang lebih luas karena cuaca kering, mengancam nyawa penduduk," ujar Lee dalam rapat tanggap darurat. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mengerahkan segala upaya demi memadamkan api.
Hingga saat ini, kebakaran telah menghanguskan sekitar 3.286,11 hektar lahan, dengan lebih dari 1.000 hektare terdampak di Euiseong, Provinsi Gyeongsang Utara, dan Sancheong.
Sekitar 1.500 warga telah dipindahkan ke tempat penampungan sementara, sementara pihak berwenang terus berupaya mengendalikan api. Hingga pukul 8 pagi, petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan kebakaran yang tersebar di empat wilayah di tenggara Korea Selatan.
Baca Juga: Kebakaran Rumah Makan di Babelan, Api Hanguskan Bangunan
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah menetapkan status bencana nasional akibat kebakaran hutan besar yang melanda wilayah tersebut. Setidaknya empat korban jiwa telah dikonfirmasi akibat bencana ini.
Menurut laporan Yonhap News Agency, status darurat tersebut diumumkan pada Sabtu dan mulai diberlakukan di kota Ulsan serta Provinsi Gyeongsang Utara dan Gyeongsang Selatan sejak pukul 6 sore.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi dari penjabat Presiden Choi Sang-mok, yang mendorong penerbitan deklarasi guna memungkinkan langkah-langkah komprehensif dalam menangani bencana serta mempercepat proses pemulihan.