Mantan Jenderal Israel Beredel Cara Brutal IDF Bebaskan 4 Sandera

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jun 2024, 10:07
Deddy Setiawan
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Serangan Udara Israel ke Kamp Rafah Serangan Udara Israel ke Kamp Rafah (Reuters TV/ Reuters)

Ntvnews.id, Tel Aviv - Israel Ziv, mantan kepala divisi operasi militer Israel, memberikan pernyataan setelah pasukan pertahanan (IDF) membebaskan empat sandera Hamas dalam sebuah operasi khusus yang mengakibatkan lebih dari 200 kematian.

Ziv menegaskan perlunya mencapai kesepakatan komprehensif untuk mengembalikan sisa sandera serta mengakhiri agresi Israel di Gaza.

"Hanya kesepakatan yang bisa mengembalikan para sandera. Kesepakatan seperti itu tak bisa berdiri sendiri, harus menjadi bagian dari kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang," kata dia dikutip media Maariv Israel.

Krisis di Israel <b>(Istimewa)</b> Krisis di Israel (Istimewa)

Ziv bahkan menggarisbawahi kesepakatan tersebut merupakan kepentingan Israel.

Baca Juga: Selain Israel, Ini 5 Negara Jazirah Arab dengan Populasi Yahudi Terbanyak

Gila! 5 Kota Lebanon Diserang Israel Pakai Bom yang Bisa Bakar Daging Manusia

"Ini lebih merupakan kepentingan Israel dibandingkan kepentingan Hamas karena ada ancaman nyata yang mengancam di wilayah utara," imbuh Ziv, dikutip Al Jazeera.

Operasi pembebasan tersebut, menurut Israel Ziv, adalah salah satu misi yang paling rumit dan berbahaya bagi Israel. Meskipun demikian, dia memberikan pujian kepada langkah-langkah IDF.

Ziv memperkirakan bahwa Hamas tidak akan diam setelah operasi tersebut. Mereka kemungkinan akan mengambil langkah besar untuk menghalangi upaya Israel dalam membebaskan sandera di masa depan.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer yang Dimiliki Israel vs Lebanon, Siapa Paling Kuat?

Dia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk memulangkan sandera dengan aman adalah melalui kesepakatan.

Israel membebaskan empat sandera selama serangan di kawasan Nuseirat pada Sabtu. Namun, masih ada sekitar 116 sandera yang ditawan oleh kelompok tersebut.

Keempat sandera yang dibebaskan adalah Noa Argamani (25 tahun), Almog Meir Jan (21 tahun), Andrey Kozlov (27 tahun), dan Shlomi Ziv (40 tahun).

Selama operasi, Israel juga melancarkan serangan besar-besaran di kamp pengungsi Nuseirat, yang mengakibatkan lebih dari 200 warga Palestina tewas.

Operasi tersebut berlangsung di tengah upaya untuk mencapai gencatan senjata, yang sering kali tidak membuahkan hasil.

Topik utama yang diperdebatkan adalah pembebasan sandera/tahanan dan durasi gencatan senjata.

Israel telah melancarkan serangan di Gaza sejak Oktober 2023, yang telah menyebabkan lebih dari 36.800 korban jiwa di Palestina.

x|close