Ntvnews.id, Rusia - Dalam perkembangan mengejutkan, Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan untuk memastikan keamanan navigasi di Laut Hitam pada Selasa, 25 Maret 2025, setelah mediasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Kesepakatan ini diwujudkan melalui gencatan senjata maritim yang kemudian dikenal sebagai gencatan senjata parsial.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Lakukan Pertukaran 175 Tahanan di Tengah Konflik
Kesepakatan ini disebut sebagai gencatan senjata parsial karena implementasi dari beberapa poin yang diusulkan Amerika Serikat dilakukan secara bertahap. Beberapa poin tersebut mencakup penangguhan serangan terhadap infrastruktur energi, jaminan keamanan navigasi bagi jalur perdagangan penting internasional, serta pertukaran tahanan.
Langkah awal menuju kesepakatan ini terjadi pada 18 Maret, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan panggilan telepon selama 2,5 jam. Dalam percakapan tersebut, kedua pemimpin membahas normalisasi hubungan bilateral, penyelesaian konflik di Ukraina, serta situasi di Timur Tengah.
Putin menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan konflik secara damai dan menyatakan kesiapan bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mencari solusi jangka panjang yang komprehensif. Meski menyambut usulan Trump tentang gencatan senjata selama 30 hari, Putin sempat meragukan kesediaan Ukraina untuk memenuhi kewajibannya dalam kesepakatan tersebut.
Gambar bendera Rusia dan Ukraina di tembok batu bata dengan bayangan tentara. (Antara)
Setelah putaran kedua pembicaraan tertutup di Arab Saudi, Amerika Serikat dan Ukraina akhirnya sepakat menerima usulan gencatan senjata parsial pada 25 Maret.
“Amerika Serikat dan Ukraina telah sepakat untuk menjamin navigasi yang aman, menghilangkan penggunaan kekuatan, dan mencegah penggunaan kapal komersial untuk tujuan militer di Laut Hitam," demikian pernyataan Gedung Putih.
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, menekankan bahwa Kiev akan menganggap pergerakan kapal militer Rusia di bagian timur Laut Hitam sebagai pelanggaran terhadap perjanjian dan ancaman terhadap keamanan nasional Ukraina.
Pada hari yang sama, Rusia mengonfirmasi bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk menjamin keselamatan pengiriman di Laut Hitam. Sebagai bagian dari perjanjian, AS juga berjanji akan membantu memulihkan akses Rusia ke pasar dunia untuk ekspor produk pertanian dan pupuk.
Selain itu, kedua negara sepakat mengembangkan langkah-langkah guna melarang serangan terhadap fasilitas energi di Rusia dan Ukraina.
Poin-poin dalam kesepakatan ini akan mulai berlaku setelah beberapa pembatasan dan sanksi terhadap Rusia dicabut, termasuk yang dikenakan pada Rosselkhozbank dan lembaga keuangan lainnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik pengumuman yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terkait keamanan navigasi di Laut Hitam.
Guterres menyebut gencatan senjata parsial ini sebagai langkah penting dalam membangun kepercayaan, yang berpotensi meredakan ketegangan lebih lanjut.
Ia juga berharap kesepakatan ini menjadi awal dari perdamaian yang adil, menyeluruh, dan berkelanjutan yang menjamin kemerdekaan, kedaulatan, serta integritas wilayah Ukraina.
(Sumber: Antara)