Momen Driver Ojol Ungkap Kekecewaan ke Wamenaker: Ngojol 15 Tahun Tapi Bonus Hari Raya Rp50 Ribu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Mar 2025, 17:30
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten, produktif, serta terlindungi dari praktek percaloan. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan tenaga kerja yang kompeten, produktif, serta terlindungi dari praktek percaloan.

Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap besaran Bonus Hari Raya (BHR) yang diberikan oleh perusahaan aplikator. Beberapa pengemudi melaporkan bahwa mereka hanya menerima BHR sebesar Rp50 ribu, meskipun telah bekerja selama bertahun-tahun.

"15 tahun Gojek. 2010 dia bekerja. 15 tahun. (BHR) Rp50 ribu. Ada, ini masih ada. Dari Grab aja saya udah berapa tahun ini. Dari 2015 sampai saat sekarang Rp50 ribu," ujar seorang pengemudi ojol, menyampaikan kekecewaannya atas jumlah BHR yang diterima.

Para pengemudi juga membandingkan jumlah BHR yang mereka terima dengan pengeluaran harian mereka, terutama untuk bensin yang semakin mahal. Mereka mengaku merasa tidak dihargai oleh perusahaan aplikator.

"Bensin saya aja sehari berapa. Silahkan sampaikan. Dan juga saya pernah diimingi-imingi ama Grab Rp85 ribu per kepala. Kita tolong Grab semua opang-opang di jalan. Ada yang Rp35 juta. Ada yang Rp93 juta. Ada yang Rp70 juta penghasilan mereka dalam setahun. Tapi dikasihnya cuma Rp50 ribu," lanjut pengemudi tersebut.

Menanggapi hal ini, Immanuel Ebenezer juga turut menyuarakan keprihatinannya terhadap besaran BHR yang diberikan oleh perusahaan aplikator kepada pengemudi ojol. Ia menegaskan bahwa para pengemudi hanya menginginkan perlakuan yang lebih adil dan rasional.

"Kita minta klarifikasi dari platform digital ini. Kenapa ini bisa terjadi. Karena kita tidak mau. Mereka kan berharap lah. Kalau masuk Rp50 ribu tega banget. Kita mau berharap. Ya kan mereka juga sadar diri lah,” ujar Wamenaker Immanuel Ebenezer.

“Mereka nggak mungkin minta jatahnya komisaris dan direkturnya. Jatah BHR mereka, THR mereka. Mereka sadar kok. Mereka juga tuntutan itu. Yang penting rasional lah. Jangan sampai juga segitu-gitunya banget tega amat sih," lanjutnya.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan aplikator terkait tuntutan para pengemudi. Para pekerja berharap agar ada perbaikan dalam sistem pemberian BHR ke depannya, sehingga mereka mendapatkan penghargaan yang layak atas kerja keras mereka sepanjang tahun.

TERKINI

Load More
x|close