Ntvnews.id, Washington DC - Data intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa China menjadi ancaman militer terbesar bagi negaranya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan signifikan yang telah dicapai oleh Beijing dalam bidang militer dan siber.
Laporan intelijen tersebut, yang berjudul Annual Threat Assessment, dirilis oleh komunitas intelijen AS dan memberikan gambaran menyeluruh tentang berbagai ancaman keamanan yang dihadapi Washington dari negara asing maupun kelompok kriminal internasional.
Dilansir dari AFP, Kamis, 27 Maret 2025,, "tekanan koersif" yang dilakukan China terhadap Taiwan serta "operasi siber skala besar terhadap target AS" menjadi indikator meningkatnya ancaman terhadap keamanan nasional AS.
"China menghadirkan ancaman militer yang paling komprehensif dan kuat terhadap keamanan nasional AS," demikian isi laporan yang dirilis pada Selasa, 25 Maret 2025.
Baca Juga: Menko BG: Revisi UU TNI Batasi Wewenang Perwira Militer di Instansi Sipil
Meskipun demikian, laporan tersebut juga menyebut bahwa China lebih "berhati-hati" dibandingkan Rusia, Iran, dan Korea Utara (Korut) dalam menghindari kesan sebagai negara yang terlalu agresif atau mengganggu stabilitas global.
Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, dalam sidang Senat pada Selasa, 25 Maret 2025, menyatakan bahwa "China adalah pesaing strategis kita yang paling mampu" berdasarkan data intelijen saat ini.
"Militer China mengembangkan kemampuan canggih, termasuk senjata hipersonik, pesawat siluman, kapal selam modern, aset perang siber dan luar angkasa yang semakin kuat, serta persenjataan nuklir yang lebih besar," ujar Gabbard.
Baca Juga: Prancis Beri Bantuan Militer Rp3,4 Triliun ke Ukraina
Laporan tersebut juga mengungkap bahwa Beijing akan terus memperluas "kegiatan pengaruh jahat yang bersifat koersif dan subversif" untuk melemahkan AS, baik di dalam negeri maupun secara global.
Selain itu, intelijen AS menilai bahwa pemerintah China akan berupaya melawan apa yang mereka anggap sebagai "kampanye yang dipimpin AS untuk merusak hubungan global Beijing dan menggulingkan" Partai Komunis China.
Selain China, laporan ini juga membahas berbagai ancaman lain terhadap AS, termasuk dari Rusia, Korea Utara, Iran, serta kelompok-kelompok kriminal transnasional, seperti kartel narkoba Meksiko dan organisasi ekstremis.