Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan masak 300 kilogram rendang sapi untuk dibagikan ke warga guna memperbaiki citra daerah yang dianggap tercoreng akibat kasus rendang konten kreator Willie Salim pada Selasa 18 Maret 2024.
"Hari ini masak 300 kilogram rendang di Benteng Kuto Besak Palembang berlangsung secara tertib, menjadi bukti bahwa citra Palembang yang dianggap tercoreng akibat kasus rendang konten kreator Willie Salim pada Selasa 18 Maret 2024, adalah tidak benar," kata Kepala Dinas Pariwisata Palembang Sulaiman Amin di Palembang, Kamis, 27 Maret 2025.
Ia menyebutkan bahwa persiapan baik dilakukan menjadi faktor suksesnya kegiatan masak rendang sebagai bukti bahwa Palembang, kota yang tertib.
Tidak seperti apa yang dilakukan oleh konten kreator Willie Salim yang persiapan nya tidak melibatkan pemerintah dan tidak mendapatkan izin dari pemerintah Kota Palembang.
Dalam kegiatan memasak besar tersebut kota Palembang diinisiasi oleh berbagai pihak swasta mulai dari selebgram Palembang Ricard lee hingga Gencar Palembang dan Hipmi Palembang.
Selain rendang sapi, terdapat pula 1.000 kilogram ayam yang dimasak menjadi makanan khas Kota Palembang yakni ayam kecap.
Untuk membagikannya, panitia menyiapkan 4.000 kupon kepada warga yang dapat ditukarkan dengan rendang dan ayam kecap tersebut.
Willie Salim sebelumnya memasak rendang sebanyak 200 kilogram di BKB pada Selasa, 18 Maret 2025 sore, untuk dibagikan ke warga. Di tengah proses pembuatan, ia meninggalkan lokasi dengan alasan ke toilet. Lalu, berselang 1 menit (berdasarkan isi konten nya di media sosial), ia terkejut karena mendapati kenyataan bahwa rendang tersebut raib diambil warga.
Atas kejadian itu membuat warga Palembang tersudut sehingga mendapatkan stigma negatif seiring dengan viralnya konten tersebut.
Sultan Palembang Darussalam YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja mendesak Willie Salim agar melakukan tradisi tepung tawar atas tindakan 'cemau mulut' sebagaimana adat Melayu Palembang atas tindakan yang sudah merusak citra Kota Palembang.