Sosok Ipda Endry Purwa Sefa, Ajudan Kapolri yang Pukul Jurnalis di Semarang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Apr 2025, 09:37
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Anggota Tim Pengamanan Kapolri Pelaku Pemukulan Jurnalis Sampaikan Permintaan Maaf Anggota Tim Pengamanan Kapolri Pelaku Pemukulan Jurnalis Sampaikan Permintaan Maaf (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Sosok Ipda Endry Purwa Sefa, anggota tim pengamanan protokoler Kepala Kepolisian Republik Indonesia, menjadi sorotan publik usai terlibat insiden kekerasan terhadap jurnalis di Stasiun Tawang, Semarang. Peristiwa ini terjadi saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah melakukan kunjungan pada Sabtu, 5 April 2025.

Dalam peliputan kegiatan tersebut, sejumlah wartawan yang tengah melaksanakan tugasnya menjadi korban tindakan arogan salah satu pengawal Kapolri. Tak hanya terjadi pemukulan, beberapa jurnalis juga mendapat ancaman dari oknum tersebut, yang belakangan diketahui adalah Ipda Endry Purwa Sefa.

Insiden ini mendapat banyak kecaman dari masyarakat dan komunitas pers. Sebagai bentuk tanggung jawab, Ipda Endry secara langsung menyampaikan permohonan maaf, khususnya kepada Makna Zaezar, jurnalis dari Kantor Berita ANTARA yang menjadi korban kekerasan.

“Kami dari tim pengamanan protokoler mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian di Stasiun Tawang dengan rekan-rekan media. Semoga ke depannya kejadian ini kita jadi lebih humanis, profesional, dan dewasa,” ucap Endry dalam keterangannya yang dilansir Senin, 7 April 2025. 

Ia mengakui tindakannya tidak mencerminkan sikap profesional seorang anggota Polri dan berharap kejadian ini bisa menjadi pembelajaran.

Sementara itu, Makna Zaezar menceritakan pengalamannya saat insiden terjadi. Ia mengaku terkejut saat mendadak dipukul pada bagian kepala oleh Ipda Endry, tanpa ada pemicu yang jelas. Menurut Makna, sebelum insiden fisik terjadi, ia sempat mendengar ancaman yang dilontarkan pengawal tersebut kepada jurnalis lain.

Diduga Ajudan Kapolri Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis <b>(IG: warunkurnalis)</b> Diduga Ajudan Kapolri Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis (IG: warunkurnalis)

"Nah, posisi saya di kiri. Saya tahu kalau beliau mau ke kiri kan, makanya saya pindah ke seberang," ucap Makna, Minggu, 6 April 2025. 

"Waktu sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu, gitu," jelasnya.

Setelah kembali ke posisinya, Makna justru mengalami kekerasan langsung. "Nah, waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang," ungkapnya. Meski sempat terdiam, pelaku melanjutkan aktivitasnya setelah melakukan tindakan tersebut.

Makna menyatakan bahwa ia telah menerima permintaan maaf dari Ipda Endry, namun ia tetap berharap ada proses hukum atau tindakan internal dari Polri terhadap yang bersangkutan.

"Saya pribadi sudah memaafkan secara manusiawi, cuma ada tindak lanjut dari Polri untuk Mas Endry," ungkap Makna.

Direktur Pemberitaan ANTARA, Irfan Junaidi, turut angkat bicara. Ia menyayangkan peristiwa tersebut dan mendesak pihak kepolisian untuk bertanggung jawab secara kelembagaan atas tindakan yang melanggar Undang-Undang Pers itu.

"Saya menyesalkan, karena kita sama-sama di lapangan menjalankan tugas untuk melayani masyarakat," ujar Irfan.

Ia berharap insiden ini menjadi bahan evaluasi bagi Polri agar ke depan pendekatan terhadap jurnalis dilakukan secara lebih profesional dan manusiawi.

"Mudah-mudahan bisa jadi bahan koreksi, supaya ke depannya pengamanan atau handling terhadap teman-teman media bisa dijalankan secara humanis dan profesional," tegasnya.

x|close