Usai Bertemu Prabowo, Anwar Ibrahim: Kami Bahas Isu Serantau dan Tarif Baru Amerika

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Apr 2025, 10:45
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Prabowo dan PM Malaysia Anwar Ibrahim Prabowo dan PM Malaysia Anwar Ibrahim (Antara)

Ntvnews.idMalaysiaPresiden Prabowo Subianto bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di kediaman resmi PM Malaysia yang berlokasi di Kompleks Seri Perdana, Putrajaya. Dalam kesempatan halalbihalal itu, keduanya turut membicarakan pengaruh kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap kawasan ASEAN.

Selain itu, kedua tokoh dari negara pendiri ASEAN ini juga membahas sejumlah isu penting lainnya, termasuk koordinasi regional dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Myanmar.

“Dalam suasana Lebaran yang penuh keberkatan saya telah menerima kunjungan silaturahim daripada sahabat lama yang juga Presiden Indonesia yakni Bapak Prabowo Subianto lewat petang tadi,” kata PM Anwar dalam Bahasa Melayu sebagaimana dikutip dari media sosial resminya di Jakarta, Minggu, 7 April 2025 kemarin.  

“Kami berbincang mengenai isu-isu serantau yang penting, termasuk dampak tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat terhadap negara-negara ASEAN, selain menyentuh usaha dan tindakan bersama dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Myanmar yang terkesan akibat bencana gempa baru-baru ini,” sambung PM Anwar Ibrahim.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) menyambut kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) di pelataran Rumah Tangsi, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (9/1/2025).  <b>(ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.)</b> Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (tengah) menyambut kedatangan Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) di pelataran Rumah Tangsi, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (9/1/2025). (ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.)

Baca Juga: Cerita Mayor Teddy Saat Prabowo Rutin Kunjungi Anwar Ibrahim Ketika Dibui

Mengenai tarif yang ditetapkan oleh Trump, PM Anwar tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait isi pembicaraannya dengan Presiden Prabowo. Sementara itu, pihak Indonesia melalui Presiden Prabowo juga belum menyampaikan penjelasan tentang sikap ASEAN terhadap kebijakan tersebut.

Di sisi lain, PM Anwar tetap menekankan bahwa dirinya berkomitmen untuk menjaga dan mempererat hubungan baik antara Malaysia dan Indonesia.

“Semoga semangat aidilfitri terus memperkuat hubungan persaudaraan dan kerja sama antara Malaysia dan Indonesia atas nama keamanan dan kesejahteraan serantau,” kata PM Anwar selepas pertemuan.

Dalam sejumlah foto yang dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Malaysia, terlihat Presiden Prabowo mengenakan batik cokelat tua dengan peci hitam. Ia disambut langsung oleh PM Anwar di teras rumah, tempat kendaraan Prabowo berhenti. Setelah bersalaman, keduanya langsung berjalan menuju tempat pertemuan.

Pertemuan dilanjutkan secara pribadi antara Presiden Prabowo dan PM Anwar di ruang khusus. Setelah sesi diskusi empat mata selesai, PM Anwar pun kembali mengantar Prabowo ke kendaraan. Mereka masih sempat berbincang sebentar sebelum Prabowo melanjutkan perjalanannya menuju Bunga Raya Complex di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA).

Dalam kunjungannya ke Putrajaya, Presiden Prabowo ditemani oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Sekretaris Pribadi Presiden Rizky Irmansyah.

Setelah dari KLIA, Presiden Prabowo kemudian kembali ke Jakarta pada Minggu malam usai rangkaian kegiatan di Malaysia.

Baca Juga: Heboh, Trump Diduga Gunakan ChatGPT untuk Tentukan Tarif Dagang

Pada tanggal 2 April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan penerapan tarif resiprokal bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, dan kebijakan ini mulai berlaku tiga hari setelah pengumuman tersebut.

Penerapan tarif tersebut dilakukan secara bertahap. Awalnya, dikenakan tarif umum sebesar 10 persen untuk semua negara mulai 5 April 2025. Kemudian, pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB), tarif khusus diberlakukan bagi beberapa negara, termasuk Indonesia.

Melalui kebijakan ini, Indonesia dikenai tarif resiprokal sebesar 32 persen. Sementara itu, negara ASEAN lainnya juga terdampak, seperti Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam sebesar 46 persen.

x|close