Rafah Porak Poranda, 90% Permukiman Dihancurkan Israel

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Apr 2025, 11:40
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ribuan rumah porak-poranda akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. Ribuan rumah porak-poranda akibat serangan udara Israel di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Otoritas lokal di Gaza melaporkan bahwa sejak Oktober 2023, pasukan Israel telah menghancurkan sekitar 90 persen kawasan permukiman di Kota Rafah, yang terletak di bagian selatan Jalur Gaza.

Dalam pernyataan yang dirilis Minggu, 6 April 2025, Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 12.000 meter persegi wilayah Rafah luluh lantak akibat serangan, menjadikan kota tersebut sebagai simbol nyata dari genosida dan pembersihan etnis di era modern.

Kerusakan infrastruktur di Rafah sangat parah. Sekitar 85 persen jaringan saluran limbah telah hancur, memicu potensi wabah penyakit yang mengancam kesehatan ribuan warga. Semua dari 12 fasilitas medis yang ada, termasuk Rumah Sakit Abu Youssef al-Najjar, kini tidak berfungsi setelah dihancurkan menggunakan robot peledak oleh militer Israel. 

Baca juga: 15 Petugas Medis Palestina Tewas di Tangan Israel

Tak hanya fasilitas kesehatan, sektor pendidikan juga mengalami kehancuran. Delapan sekolah dan lembaga pendidikan hancur total, sementara sisanya mengalami kerusakan berat.

Lebih dari 100 masjid juga dilaporkan rusak berat atau rata dengan tanah akibat serangan yang terus berlangsung.

Rafah, yang memiliki luas sekitar 60 kilometer persegi dan menampung sekitar 300.000 penduduk—atau sekitar 16 persen dari total wilayah Gaza—kini menghadapi krisis air bersih setelah 22 dari 24 sumur air hancur total. Akibatnya, puluhan ribu warga kehilangan akses terhadap air layak konsumsi.

Kerusakan infrastruktur jalan juga mencolok, dengan lebih dari 320 kilometer jaringan jalan di Rafah rusak parah. Kantor media menggambarkan kondisi kota saat ini sebagai "terkontaminasi dan tidak layak huni." 

Baca juga: Serangan Israel di Suriah Selatan Tewaskan 9 Orang

Pemerintah Gaza menyerukan komunitas internasional untuk segera menekan Israel agar menghentikan serangan, menarik pasukannya dari Rafah, membuka koridor kemanusiaan bagi pengiriman bantuan, serta memulai proses rekonstruksi besar-besaran untuk memulihkan kota tersebut.

Seruan ini muncul setelah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada akhir pekan lalu, yang menyatakan komitmennya untuk meningkatkan serangan di Gaza. Hal ini berkaitan dengan upaya pelaksanaan rencana Presiden AS Donald Trump yang dituding bertujuan memindahkan paksa warga Palestina dari wilayah mereka.

Sejak awal agresi pada Oktober 2023, sedikitnya 50.700 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan Israel. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di wilayah tersebut. 

(Sumber: Antara) 

x|close