Ntvnews.id
Starmer mengungkapkan keprihatinannya terhadap pajak impor baru, yang meliputi bea masuk "dasar" sebesar 10 persen serta tarif 25 persen untuk mobil Inggris, karena menurutnya hal tersebut akan memicu "tantangan besar bagi masa depan kami."
"Kami hanya akan mencapai kesepakatan jika itu demi kepentingan nasional," ungkap Starmer, seraya menambahkan bahwa prioritasnya adalah "kekuatan di luar negeri, keamanan dan pembaruan di dalam negeri."
Dalam menghadapi tekanan tarif, pemerintah Inggris berupaya menjalin kesepakatan dengan AS guna mengurangi dampak kebijakan tersebut.
Di saat yang sama, pembahasan soal reformasi pajak bagi perusahaan teknologi besar juga masuk dalam agenda negosiasi.
Baca juga: Mengejutkan! PM Inggris Keir Starmer Umumkan Pembubaran National Health Service England
Meski begitu, Starmer tetap menegaskan komitmennya kepada publik bahwa tidak akan ada kesepakatan dagang "dengan harga berapa pun."
Hal ini disampaikannya saat berkunjung ke pabrik Jaguar Land Rover di Solihull, sembari menyoroti pentingnya menjaga kekuatan industri nasional.
"Ini adalah masa yang penuh tantangan, tetapi kami memilih untuk datang ke sini karena kami akan mendukung Anda sepenuhnya," katanya, seraya menyebut kunjungan tersebut sebagai "pernyataan niat" untuk rencana industri pemerintah.
Dampak perlambatan ekonomi global mulai terasa di Inggris. Pasar saham AS tercatat turun 4,4 hingga 5 persen, di tengah kekhawatiran resesi global yang makin meningkat.
Menanggapi situasi ini, pemerintah Inggris mengendurkan target kendaraan listrik dan hibrida, serta menggelontorkan investasi sebesar 2,3 miliar pound (Rp49 triliun) guna mendorong penggunaan kendaraan listrik dan memperluas jaringan infrastruktur pengisian daya. (Sumber: Antara)