Ntvnews.id
“Kami tak punya niat apapun ke arah itu,” ucap Trump saat merespons pertanyaan wartawan tentang kemungkinan menunda berlakunya tarif impor dalam konferensi pers bersama pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin, 7 April 2025.
“Sudah ada banyak, cukup banyak negara yang mau merundingkan kesepakatan dengan kami. Kesepakatan tersebut pasti akan jadi kesepakatan yang adil dan, dalam beberapa kasus, mereka akan membayar tarif yang cukup substansial,” kata Presiden AS.
Pada Rabu, 2 April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan penerapan tarif dasar minimum sebesar 10 persen untuk seluruh produk impor ke Amerika Serikat, serta tarif timbal balik terhadap puluhan negara, termasuk mitra dagang utama seperti China dan Uni Eropa.
Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, pada Senin pagi, 7 April 2025 untuk membahas isu perdagangan bilateral.
Baca juga: Airlangga Sebut AS Minta Waktu Tindak Lanjuti Negosiasi Tarif Impor
“Saya katakan satu hal padanya. Anda harus membuka negara Anda (untuk kami) karena mobil-mobil buatan kami sama sekali tak terjual – nol yang terjual – di Jepang, sementara mereka menjual jutaan mobilnya di negara kami,” kata Trump.
Menurut Trump, hampir semua negara kini berlomba-lomba untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat, termasuk Israel yang terkena tarif impor sebesar 17 persen. Namun, khusus untuk Israel, ia menyebut kemungkinan tarif tersebut tidak akan diturunkan.
“Jangan lupa, kami sudah membantu Israel banyak sekali. Anda tahu, kami memberi dana kepada Israel hingga 4 miliar dolar AS per tahun. Itu jumlah yang sangat banyak,” ucap Presiden AS.
Menanggapi pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berkomitmen untuk menurunkan defisit perdagangan antara negaranya dan Amerika Serikat.
“Kami bermaksud melakukannya secepat kilat. Kami pikir ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan, dan kami juga akan menghilangkan hambatan perdagangan,” kata dia.