China Tegaskan Akan Berjuang Sampai Akhir Hadapi Tekanan Tarif Impor AS
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Apr 2025, 17:10
Katherine Talahatu
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Antara/Anadolu/py)
Ntvnews.id
, Jakarta - Pada Selasa, 8 April 2025, China menyampaikan respons tegas terhadap ancaman Presiden ASDonald Trump yang berencana menaikkan tarif impor hingga 50 persen. Lewat kantor berita resmi Xinhua, China menegaskan "akan berjuang sampai akhir" menghadapi tekanan dari Washington.
Kementerian Perdagangan China di Beijing menyampaikan "dengan tegas menentang" dan setiap langkah kenaikan tarif dari Washington akan dihadapi dengan tindakan balasan yang setimpal demi menjaga kepentingan dan hak-haknya.
"China akan berjuang sampai akhir jika pihak AS bersikeras menempuh jalan yang salah," kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa ancaman kenaikan tarif AS terhadap China memperparah kesalahannya dan semakin mengungkap sifatnya sebagai "pemerasan," yang tidak akan pernah diterima China.
"Apa yang disebut AS sebagai 'tarif timbal balik' terhadap China tidak berdasar dan merupakan praktik khas intimidasi sepihak," katanya.
Kementerian China menegaskan bahwa tindakan balasan yang mereka ambil adalah langkah sah demi melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara. Mereka juga menilai kebijakan ini sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas dan keadilan dalam perdagangan global.
Sebelumnya, pada Senin, 7 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap China, di luar tarif “timbal balik” sebesar 34 persen yang diumumkan beberapa hari sebelumnya. Ancaman ini disampaikan jika China tidak mencabut kebijakan tarif serupa yang dikenakan terhadap produk asal AS.
Tak hanya membalas tarif China, Trump juga telah menetapkan bea masuk sebesar 20 persen terhadap berbagai barang asal negara tersebut.
Secara keseluruhan, kebijakan tarif yang diberlakukan Trump mulai dari 10 hingga 50 persen telah memicu ketidakstabilan di pasar global.