Trump Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina dari Kampus-Kampus Terkenal AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Apr 2025, 17:13
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi aksi unjuk rasa mahasiswa pro Palestina di Universitas Colombia, Amerika Serikat. Ilustrasi aksi unjuk rasa mahasiswa pro Palestina di Universitas Colombia, Amerika Serikat. (Antara/Anadolu/py)

Ntvnews.id, Jakarta - Puluhan mahasiswa dari kampus-kampus elit AS seperti UCLA, Berkeley, Stanford, dan Columbia kehilangan visa mereka setelah pemerintahan Trump mengambil sikap keras terhadap aktivis pro-Palestina

Rektor UCLA, Julio Frenk, menyatakan bahwa Program Pertukaran Pelajar dan Pengunjung telah membatalkan visa enam mahasiswa aktif dan enam alumni yang tengah menjalani pelatihan karier. 

"Pemberitahuan pencabutan tersebut menunjukkan bahwa semua penghentian itu disebabkan oleh pelanggaran ketentuan program visa individu," kata Frenk, seraya menambahkan bahwa pencabutan visa baru-baru ini di UCLA menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas kampus tersebut yang juga terjadi di universitas-universitas di seluruh negeri. 

Enam mahasiswa UC Berkeley harus segera meninggalkan Amerika Serikat setelah visa F-1 mereka dicabut oleh otoritas imigrasi. 

Baca juga: Amerika Serikat Cabut Semua Visa Warga Negara di Afrika Ini, Kenapa?

Hal serupa juga dialami oleh empat mahasiswa dan dua lulusan baru dari Stanford, serta empat mahasiswa Universitas Columbia. 

Pencabutan visa ini terjadi setelah serangkaian penangkapan mahasiswa asing yang mengguncang kampus-kampus di seluruh AS pada bulan Maret. 

Pemerintahan Trump mencabutan visa dengan dengan dasar hukum imigrasi yang mengizinkan deportasi karena "dampak buruk yang serius terhadap kebijakan luar negeri." 

Sikap pro-Palestina membuat Mahmoud Khalil dari Columbia dan Rumeysa Ozturk dari Tufts harus berhadapan dengan aparat hukum. Mahasiswa pascasarjana Georgetown, Badar Khan Suri, juga mengalami nasib serupa. 

Mereka diketahui terlibat dalam aksi protes yang menentang agresi militer Israel di Gaza konflik yang telah merenggut lebih dari 50.000 nyawa sejak Oktober 2023. 

Pemerintah AS, melalui pernyataan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, mengonfirmasi pencabutan sekitar 300 visa pelajar internasional. 

(Sumber: Antara) 

x|close