Rusia Terus Serang Ukraina, Ini Respons Trump

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Apr 2025, 04:38
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Email dari pemerintahan Trump menyebutkan bahwa pekerja federal yang menerima pembelian tersebut akan menerima gaji hingga bulan September Email dari pemerintahan Trump menyebutkan bahwa pekerja federal yang menerima pembelian tersebut akan menerima gaji hingga bulan September

Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan penolakannya terhadap serangan militer Rusia di Ukraina, di tengah upaya pemerintahannya mengakhiri konflik bersenjata yang masih berlangsung. Ia menyatakan ketidakpuasannya terhadap serangan udara yang baru-baru ini dilancarkan Moskow ke Kyiv.

“Saya tidak senang dengan situasi di Ukraina,” ujar Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu, 9 April 2025.

Trump menuding Rusia telah melakukan "pengeboman secara brutal" meski menurutnya, kedua pihak sebenarnya sudah "hampir" mencapai titik temu dalam negosiasi.

Selama tiga tahun terakhir, Rusia dan Ukraina terus terlibat dalam peperangan. Trump menyebut serangan berkelanjutan yang dilakukan Rusia bukanlah hal yang bisa dibenarkan dan menggambarkan kondisi tersebut sebagai "tidak ideal".

Baca Juga: Pertemuan Prabowo-Megawati Juga Bahas Tarif Impor Trump

“Kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak Rusia dan Ukraina, dan kesepakatan hampir tercapai. Namun, saya sangat terganggu dengan intensitas pengeboman yang terjadi dalam satu pekan terakhir. Itu sungguh menyedihkan,” kata Trump.

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat merasa "marah" kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Maret lalu. Pada Minggu, 6 April 2025, Trump menyatakan kepada wartawan bahwa pihaknya menginginkan Rusia menghentikan serangannya. “Saya tidak menyukai pengeboman itu,” tegasnya.

Pernyataan terbaru Trump yang disampaikan pada Senin, 7 April 2025, muncul hanya beberapa jam setelah Kremlin menyatakan dukungannya terhadap ide gencatan senjata di Ukraina. Meski demikian, pihak Rusia menyebut masih ada sejumlah "pertanyaan" yang harus dijawab sebelum kesepakatan bisa diwujudkan.

Baca Juga: Trump Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina dari Kampus-Kampus Terkenal AS

Pernyataan dari Kremlin ini dianggap menampik anggapan negara-negara Barat bahwa Rusia hanya ingin mengulur waktu.

Meski sebelumnya Trump pernah menyatakan keyakinannya bahwa ia bisa menghentikan perang dalam waktu "24 jam" jika kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, kenyataannya Rusia terus melanjutkan serangan ke wilayah Ukraina.

Sebagai catatan, Presiden Putin pada bulan Maret lalu telah menolak proposal gencatan senjata total dan tanpa syarat yang diajukan bersama oleh Amerika Serikat dan Ukraina.

x|close