Ntvnews.id, Jakarta - TNI Angkatan Laut (AL) tak membantah dugaan perkosaan Kelasi Satu Jumran terhadap wartawati yang jadi korban pembunuhan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Juwita (23). Korban diduga diperkosa sebelum nyawanya dihabisi pelaku.
"Saat rekonstruksi, kami tidak berniat menghilangkan kejadian-kejadian yang mungkin ada dugaan rudapaksa," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI I.M. Wira Hady AWM dalam konferensi pers di Mako Lanal Banjarmasin, Selasa, 8 April 2025.
Ia menjelaskan, saat rekonstruksi tidak menampilkan adegan rudapaksa. Namun Wira menegaskan, dugaan peristiwa itu tidak dihilangkan, tetapi masih didalami.
Dikatakan pula bahwa dugaan rudapaksa ini akan dibuktikan saat persidangan. Tapi, belum bisa disampaikan saat ini karena konferensi pers ini fokus pada tindak pidana paling tinggi, yakni menghilangkan nyawa korban.
"Bukti pembunuhan diserahkan pada hari ini kepada Oditurat Militer (Odmil). Namun, untuk bukti dugaan rudapaksa belum bisa diserahkan hari ini karena temuan sperma masih diuji di laboratorium forensik. Kami masih menunggu, hasilnya nanti menyusul," jelasnya.
Di samping itu, Wira, bukti digital forensik juga akan menyusul karena membutuhkan waktu yang cukup agar bukti tersebut akurat sebagai pertimbangan saat di persidangan nanti.
Atas itu, dia meminta publik bersabar terhadap alat bukti forensik yang nantinya dapat mengungkap dugaan rudapaksa yang dilakukan tersangka Jumran sebelum menghabisi nyawa korban Juwita.
"Apa yang telah dilakukan penyidik agar segera memberikan gambaran secara jelas dan nyata bahwa TNI AL serius menyelesaikan perkara ini," jelasnya.
Wira pun turut menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih kepada keluarga korban, pengacara, dan khususnya awak media yang terus mengawal hingga berita pembunuhan ini sampai ke khalayak.
Diketahui, pembunuhan Juwita terjadi pada 22 Maret 2025. Jurnalis muda itu ditemukan meninggal dunia di Jalan Trans Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, pada Sabtu, 22 Maret 2025 sekitar pukul 15.00 WITA.
Mayatnya tergeletak di tepi jalan bersama sepeda motor miliknya yang kemudian muncul dugaan menjadi korban kecelakaan tunggal.
Warga yang menemukan pertama kali justru tidak melihat tanda-tanda korban mengalami kecelakaan lalu lintas. Di bagian leher korban terdapat sejumlah luka lebam, dan kerabat korban juga menyebut ponsel milik Juwita tidak ditemukan di lokasi.