Ntvnews.id, Jakarta - Tragedi memilukan terjadi di Surabaya, saat seorang pria berusia 65 tahun, M. Saluki, ditemukan tewas setelah diduga menjadi korban pembunuhan oleh anak kandungnya sendiri, AUO atau yang dikenal sebagai Abner, berusia 22 tahun.
Jenazah Saluki ditemukan tergeletak di kawasan Jalan Darmo Permai II, wilayah Sukomanunggal, Surabaya. Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya telah mengamankan tersangka pembunuhan tersebut.
"Inisial pelaku AUO. Motif karena sakit hati atau kesal," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto dalam keterangan resminya yang dilansir pada Rabu, 9 April 2025.
Berdasarkan keterangan dari Hartono (33), yang merupakan keponakan korban, sebelum kematian M. Saluki, Abner sempat mengajak ayahnya keluar rumah dengan alasan ingin mengambil mobil Fortuner yang diduga telah digadaikan.
Perjalanan mereka dilakukan menggunakan sepeda motor Honda Scoopy berwarna merah, menuju kawasan Darmo Permai, Sukomanunggal, pada Sabtu dini hari, 5 April 2025, sekitar pukul 01.00 WIB.
View this post on Instagram
Dalam perjalanan, Abner sempat mengajak korban berhenti di sebuah minimarket. Diduga, pertengkaran terjadi di sana karena mobil yang ditunggu tak kunjung muncul.
"Setelah keluar Indomaret di jalan mungkin cekcok. Disikut jatuh dari motor mungkin kepala masih pusing terus ditambah lagi dipukul, tapi tidak tahu pakai kayu atau batu," ungkap Hartono ditemui di Jalan Pahang II A.
Hartono juga menyampaikan bahwa setelah kejadian tersebut, Abner sempat kembali ke rumah mereka di kawasan Pasar Loak Genting Asemrowo. Di sana, ia memberi tahu keluarga bahwa ayahnya telah meninggal akibat kecelakaan.
"Kembali ke rumah pukul 06.00 WIB nangis-nangis tapi air mata nggak keluar. Alasannya kecelakaan abahnya mati. Dari cerita itu pihak keluarga nggak percaya kalau dirampok dan kecelakaan nggak percaya lalu jenazah dibawa ke rumah sakit untuk otopsi," bebernya.
Setelah dilakukan pemeriksaan forensik, diketahui bahwa korban mengalami luka memar pada bagian belakang kepala dan mengalami pendarahan. AUO bahkan ikut menyaksikan proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Dia lalu dibawa polisi. Jadi bukan dibunuh orang, anaknya yang membunuh sendiri," terangnya.