Polisi: Dokter PPDS Anestesi Unpad Diduga Idap Kelainan Seksual

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Apr 2025, 17:58
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Polda Jabar saat menghadirkan tersangka berinisial PAP atas kasus kekerasan seksual yang terjadi pada keluarga pasien di Bandung. Polda Jabar saat menghadirkan tersangka berinisial PAP atas kasus kekerasan seksual yang terjadi pada keluarga pasien di Bandung. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Barat mengungkap adanya dugaan penyimpangan perilaku seksual pada seorang dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang menjadi tersangka dalam kasus pemerkosaan terhadap anggota keluarga pasien.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, menyampaikan bahwa dugaan tersebut muncul dari hasil pemeriksaan awal terhadap terduga pelaku Priguna Anugerah Pratama (31).

"Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual ya,” kata Surawan saat merilis pengungkapan kasus tersebut di Bandung, Rabu, 9 April 2025. 

Surawan menyampaikan bahwa tim penyidik akan mendalami temuan tersebut melalui pemeriksaan psikologi forensik guna memastikan kondisi kejiwaan tersangka secara ilmiah dan objektif. 

"Begitu juga dengan hasil pemeriksaan dari pelaku ini nanti kita akan perkuat dengan pemeriksaan dari psikologi forensik, ahli psikologi untuk tambahan pemeriksaan," katanya.  

Surawan mengungkapkan bahwa pelaku, seorang dokter residen anestesi, diduga melakukan pemerkosaan terhadap korban berinisial FH (21) di salah satu ruangan baru yang belum difungsikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.  

Baca juga: Penampakan Dokter PPDS Anestesi Unpad Priguna Anugerah Pakai Baju Tahanan

Ia menambahkan, peristiwa tragis itu terjadi saat korban tengah menemani ayahnya yang dalam kondisi kritis.

Pelaku diduga memanfaatkan situasi dengan menyuruh korban melakukan transfusi darah sendirian tanpa pendampingan keluarga di Gedung MCHC RSHS.  

"Korban tidak tahu maksud pelaku apa karena saat itu diajak ke ruang baru dengan dalih akan dilakukan tindakan medis," ujarnya.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan adanya temuan sisa sperma pada tubuh korban serta alat kontrasepsi yang diduga digunakan oleh pelaku. Sampel-sampel tersebut telah diamankan dalam kondisi beku dan akan menjalani uji DNA guna memastikan kecocokan dengan tersangka. 

"Akan di uji lewat DNA, kan kita harus uji. Dari yang ada di kemaluan korban, kemudian keseluruhan uji DNA pelaku dan juga yang ada di kontrasepsi itu, sesuai DNA sperma pelaku," katanya.

Dokter PPDS yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan berhasil ditangkap pada 23 Maret 2025 di sebuah apartemen di Bandung, lima hari usai kejadian.

Saat hendak diamankan, ia sempat mencoba mengakhiri hidup dengan melukai pergelangan tangannya dan harus menjalani perawatan medis sebelum akhirnya resmi ditahan pihak kepolisian. 

"Jadi, pelaku setelah ketahuan itu sempat berusaha bunuh diri juga. Memotong urat-urat nadi," katanya.

(Sumber: Antara) 

x|close