Ayah Korban Pemerkosaan Dokter PPDS Anestesi Unpad Ternyata Sudah Meninggal Sebelum Kasus Viral

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Apr 2025, 05:00
thumbnail-author
Alber Laia
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi pelecehan. Ilustrasi pelecehan. (Freepik/ rawpixel.com)

Ntvnews.id, Jakarta - Kasus dugaan pelecehan seksual di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kembali mengundang perhatian publik. Kali ini bukan soal pelakunya, tapi kabar memilukan yang datang dari keluarga korban.

Baca Juga: Ada Obat Bius dan Kondom Isi Sperma di Lokasi Pemerkosaan RSHS Bandung

Dalam unggahan Instagram Story miliknya pada Rabu, 9 April 2025, dokter sekaligus influencer medis, Dokter Mirza Mangku Anom, membagikan cuplikan pesan langsung (DM) yang ia terima dari kakak korban. Pesan itu berisi fakta mengejutkan:

"Bapak sudah meninggal tanggal 28 kemarin di RSHS."

Unggahan stories Instagram, Dokter Mirza Mangku Anom. <b>(Instagram)</b> Unggahan stories Instagram, Dokter Mirza Mangku Anom. (Instagram)

Ternyata, ayah korban telah menghembuskan napas terakhirnya pada 28 Maret 2025 tepat saat kasus ini mulai bergulir dan mendapat sorotan publik.

Belum diketahui pasti apakah kepergian sang ayah berkaitan langsung dengan tekanan psikologis dari peristiwa tragis yang dialami anaknya. Namun yang jelas, kabar ini menambah luka dalam bagi keluarga korban, yang masih harus menghadapi proses hukum dan trauma pasca-kejadian.

Sementara itu, pihak kepolisian hingga kini belum merilis kronologi lengkap mengenai insiden ini. Penyelidikan masih berlangsung, termasuk pemanggilan saksi dan klarifikasi dari berbagai pihak terkait.

Dugaan kekerasan seksual ini sendiri pertama kali mencuat setelah korban berani membagikan kisahnya di media sosial. Keberanian korban membuat kasus ini viral dan memicu gelombang simpati serta kemarahan dari masyarakat.

Menanggapi kasus ini, Universitas Padjadjaran (Unpad) dan RSHS Bandung mengeluarkan pernyataan resmi bersama. Keduanya mengecam keras segala bentuk kekerasan seksual, terlebih jika terjadi di lingkungan pendidikan dan layanan kesehatan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi siapa pun.

x|close