Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, angkat bicara terkait aksi teror terhadap redaksi Tempo yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Saya kira yang melakukan itu ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik," kata Presiden Prabowo di perpustakaan pribadi kediaman Prabowo di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, 6 April 2025.
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Instruksikan Perubahan Regulasi TKDN Lebih Fleksibel dan Realistis
Pernyataan ini muncul sebagai respons atas teror yang diterima Tempo pada 20 Maret 2025, yakni kiriman kepala babi oleh orang tak dikenal, yang kemudian disusul oleh paket berisi tikus-tikus tanpa kepala. Aksi tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk komunitas pers dan aktivis sipil.
Presiden Prabowo Subianto melangsungkan pertemuan dengan tujuh jurnalis, yakni Alfito Deannova (Pemred detikcom), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred Tvone), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian (Dok.Antara)
Sorotan juga tertuju pada pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang sempat menyatakan "dimasak saja" saat dimintai tanggapan soal kiriman kepala babi tersebut. Komentar itu dianggap tidak sensitif dan menyulut amarah publik.
Presiden Prabowo tidak tinggal diam. Ia menyebut komentar Hasan sebagai "teledor" dan "keliru".
"Itu ucapan yang menurut saya teledor. Itu ya keliru itu. Saya kira beliau menyesal," kata Presiden merujuk pada pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.
Hasan Nasbi sendiri kemudian mengklarifikasi pernyataannya, menyebut bahwa ucapannya bertujuan untuk tidak memberi ruang pada rasa takut yang ingin ditebarkan oleh pelaku teror. Namun penjelasan itu tidak sepenuhnya meredam reaksi keras dari masyarakat.
Sementara itu, pihak kepolisian, termasuk Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya, terus menyelidiki kasus teror ini. Mereka telah melakukan olah TKP serta mengumpulkan bukti, termasuk rekaman CCTV di sekitar lokasi.
Menutup sesi wawancaranya, Prabowo juga menyinggung soal gaya komunikasi para pejabat di kabinetnya yang kerap menuai kritik. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena banyak di antara mereka masih tergolong baru di pemerintahan.
"Banyak yang baru, jadi mungkin kurang waspada, kurang hati-hati, dalam mengucap," kata Presiden Prabowo.
(Sumber: Antara)