Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan dua imbauan kepada warganya terkait perjalanan ke Amerika Serikat, seiring dengan memburuknya hubungan antara kedua negara akibat perang dagang yang kian memanas. Kedua negara saling memberlakukan tarif tinggi terhadap barang impor masing-masing.
“Mengingat memburuknya hubungan ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat serta situasi keamanan domestik di AS, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengimbau wisatawan Tiongkok untuk mempertimbangkan secara cermat risiko perjalanan ke AS dan bersikap waspada,” ujar kementerian tersebut, dikutip dari Reuters, Jumat, 11 April 2025.
Pernyataan tersebut dikeluarkan tidak lama setelah Tiongkok mengumumkan rencana penerapan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap seluruh produk impor dari Amerika Serikat. Kebijakan ini merupakan tanggapan atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif serupa terhadap barang-barang dari Tiongkok.
Langkah saling balas tersebut dikhawatirkan akan mengganggu jaringan ekonomi yang telah terjalin erat antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia selama beberapa dekade terakhir.
Baca Juga: China Blacklist 6 Perusahaan AS karena Terlibat Kerja Sama Militer dengan Taiwan
Selain itu, Kementerian Pendidikan Tiongkok juga menerbitkan peringatan terpisah. Mereka menyoroti rancangan undang-undang yang sedang dibahas di parlemen negara bagian Ohio, AS, yang dinilai mengandung isi yang merugikan Tiongkok.
RUU tersebut, yang telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat negara bagian tersebut pada pertengahan bulan lalu, mencakup pasal-pasal yang membatasi kerja sama dan pertukaran akademik antara lembaga pendidikan tinggi di kedua negara.
Presiden Donald Trump sendiri baru saja menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal Tiongkok menjadi 125 persen pada Rabu, hanya beberapa jam setelah Tiongkok menaikkan tarif bea masuk barang-barang AS hingga 84 persen.
Trump menyebut bahwa tindakan keras ini diambil karena kurangnya sikap hormat dari Tiongkok. Melalui akun media sosialnya, ia menyatakan bahwa tarif tinggi terhadap negara-negara lain akan ditunda, namun Tiongkok dikecualikan dari kebijakan penangguhan tersebut.