Ntvnews.id, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gempa bumi yang mengguncang Bogor dengan magnitudo 4,1 pada malam Kamis, 10 April 2025 merupakan fenomena yang lazim, terutama karena adanya suara gemuruh yang menyertainya. Suara tersebut menjadi indikator bahwa pusat gempa berada sangat dekat dengan permukaan bumi.
“Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh,” tegas Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangan resminya, Jumat, 11 April 2025.
Daryono juga menyampaikan bahwa hingga Jumat pagi, 11 April 2025 pukul 06.00 WIB, pemantauan BMKG mencatat adanya empat kali gempa susulan setelah gempa utama terjadi. Keempat gempa susulan tersebut masing-masing terjadi pada pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9), 23.14 WIB (Magnitudo 1,7), 01.04 WIB (Magnitudo 1,6), dan 01.38 WIB (Magnitudo 1,7).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Daryono bahwa gempa bumi yang terjadi di Bogor tergolong sebagai gempa kerak dangkal, yang disebabkan oleh aktivitas patahan aktif di wilayah tersebut.
“Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi (Strong shearing is a characteristic of tectonic earthquakes that occur when faults rupture and release energy),” jelasnya.
Daryono menambahkan, berdasarkan analisis mekanisme sumber oleh BMKG, gempa tersebut memiliki jenis pergerakan sesar mendatar atau strike-slip. “Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008).”
“Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG,” paparnya.