Ntvnews.id, Jakarta - Keluarga almarhum Kenzha Ezra Walewangko, melapor ke Polda Metro Jaya karena penanganan kasus tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) tersebut dinilai tidak jelas. Diketahui, kasus itu saat ini tengah ditangani Polres Metro Jakarta Timur.
"Sampai detik ini tidak diketahui, tidak ada pelaku yang bertanggung jawab sehingga keluarga melaporkan ke Polda Metro Jaya atas kematian Khenza," ujar pengacara keluarga Khenza Ezra Walewangko, Samuel Parasian Sinambela di Polda Metro Jaya, Jumat, 11 April 2025.
Samuel pun berharap laporan ini dapat mengungkapkan kasus tersebut agar terang benderang dan terungkap secara jelas pelaku penyebab kematian Khenza.
Ia berharap kepada para mahasiswa terduga pelaku yang menewaskan korban, untuk bertanggung jawab. Mereka diminta berani bertanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan.
"Saya berharap tidak jadi pengecut atas kematian Saudara Khenza," ucapnya.
Saat ditanya siapa yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Samuel menyebutkan siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian Khenza di UKI, Cawang, Jakarta Timur.
"Yang jelas saat ini adalah keluarga meminta untuk kasus anaknya atau keluarganya. Siapa pelakunya? Kenapa enggak diserahkan kepada yang berwajib?," tuturnya.
"Ada yang ditutup-tutupi kah? Ada yang diskenariokan kah? Sehingga menurut saya harus terang benderang, berlaku jujur, terbuka, katakan kebenaran," imbuhnya.
Diketahui, polisi sudah memeriksa 44 saksi untuk mendalami kasus kematian seorang mahasiswa UKI, Kenzha Ezra Walewangko, di area kampus tersebut pada Selasa, 4 Maret 2025.
"Sebagai bagian dari proses penyelidikan yang komprehensif, total saksi yang akan diperiksa sampai saat ini mencapai 44 orang," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly, Rabu, 9 April 2025.
Nicolas memaparkan, 44 saksi tersebut di antaranya merupakan pihak rektorat, keamanan (sekuriti), para mahasiswa yang berada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) saat ada keributan atau cekcok mulut dan para mahasiswa yang minum-minuman keras bersama korban.
Kemudian, masyarakat penjual minuman keras (miras) tempat korban membeli bersama salah satu temannya dan tenaga medis RS UKI yang melakukan pertolongan medis pada saat korban dibawa oleh pihak sekuriti UKI.
"Sampai saat ini, dari semua keterangan para saksi, belum dapat memastikan dan membuat keyakinan kepada pihak penyidik atau penyelidik terkait penyebab kematian sebelum adanya hasil autopsi dan analisis forensik diperoleh," tandasnya.